Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mafia Pangan I Isu Penimbunan yang Muncul Tiap Tahun Pertanda Ketahanan Pangan Terancam

Aparat Harus Menindak Tegas Penimbun Kedelai

Foto : ANTARA/FAUZAN

KEDELAI LANGKA I Pekerja sedang membuat tahu di Semanan, Jakarta Barat, Kamis (7/1). Kelangkaan kedelai di pasar menyebabkan harganya melonjak sehingga membebani para pengusaha mikro. Sebab itu, para pelaku penimbun kedelai harus ditindak tegas karena merugikan masyarakat luas.

A   A   A   Pengaturan Font

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, mengatakan aparat harus menindak tegas penimbun kedelai, karena mereka kerap menciptakan kondisi seperti itu untuk menekan pemerintah kembali membuka tambahan keran impor dengan pertimbangan untuk stabilisasi harga.

Dengan ditambahnya kuota impor, maka para importir kembali mendapat keuntungan karena harga di pasar internasional stabil, sementara di dalam negeri harga melonjak.

Jika mengacu pada data Badan Pangan Dunia (FAO) per Januari 2021, harga kedelai di Amerika Serikat (AS) mencapai 514 dollar AS per ton atau sekitar 7.200 rupiah per kilogram (kg). Sedangkan harga jual di Indonesia bisa mencapai 9.500 rupiah per kg. Ada marjin sekitar 2.200 rupiah per kg. Jika dikurang dengan biaya impor dan lainnya mungkin keuntungan per kg bisa 1.500 rupiah per kg.

"Jadi cuan-nya sangat besar di bisnis impor kedelai ini. Tak ayal, banyak pemburu rente di bisnis impor kedelai. Mereka sengaja memanfaatkan ketidaktahuan pengrajin tahu tempe atas harga kedelai impor untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya," tegas Huda.

Para pemburu rente tersebut semakin merajalela karena kapasitas produksi kedelai dalam negeri sangat rendah, bahkan belum mampu memenuhi 50 persen dari total kebutuhan. Sebab itu, harga kedelai di pasar global sangat menentukan pasokan dan harga kedelai dalam negeri. n SB/ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top