Apa Itu “Giant Mangrove Wall” dan Bagaimana Manfaatnya
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K) Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Muhammad Yusuf
Foto: ANTARA/Aji CaktiBerbagai cara ditempuh untuk menekan, mengurangi, dan kalau bisa menghilangkan banjir rob. Ini adalah serangan air pasang laut yang selama ini banyak membanjiri kawasan pesisir Jakarta. Untuk itu, telah direncanakan untuk membangun tanggul laut raksasa alias giant sea wall (GSW). Keberadaan GSW ini akan menahan rob.
Namun rencana itu belum berjalan kini muncul lagi ide menanam mangrove juga untuk menahan ombak. Bahkan lalu muncul gagasan untuk mengombinasikan GSW dengan mangrove. Maka, lalu namanya menjadi Giant Mangrove Wall (GMW).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan rencana mengombinasikan GSW dengan mangrove sehingga menjadi GMW di Jakarta merupakan langkah bijak dan memiliki banyak manfaat, termasuk mencegah banjir rob.
“Pemerintah Jakarta dengan cukup bijak akan mengombinasikan GSW dengan tanaman mangrove,” jelas Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Muhammad Yusuf, Kamis. Dia memberi contoh, ada beberapa kolam retensi di dalam GSW. Air ini bisa ditampung untuk mengisi ruang kosong di bawah tanah yang dulu diambil airnya.
Pembangunan tanggul terlebih lagi jika dikombinasikan dengan mangrove, sebetulnya menjawab banyak sekali permasalahan yang terjadi di pantai utara (Pantura) Jawa. Riset-riset juga mengakui bahwa permukaan tanah Jakarta semakin turun. Kemudian banjir rob juga semakin besar. Ini menimbulkan pertanyaan, kita harus berbuat apa?
Kalau mangrove mungkin cukup lama. Tetapi dengan GSW mungkin akan menjawab lebih cepat. Muhammad Yusuf menyatakan, Semarang menjadi contoh kota yang tanahnya menurun dan terus mengalami banjir rob. Ini diakibatkan salah satunya pengambilan air tanah secara berlebihan.
Cegah Abrasi
Selain itu, penanaman mangrove di pesisir Jakarta juga memiliki manfaat dapat mengurangi abrasi dan mencegah infiltrasi air laut ke sumber-sumber air tawar di tanah. Kemudian mangrove juga akan menjaga kondisi ekosistem. Infiltrasi air laut ke Jakarta cukup tinggi mungkin karena di wilayah pesisir mangrovenya sudah hilang.
Menurut Muhammad Yusuf, penanaman mangrove di pesisir juga dapat membawa banyak manfaat seperti memperbaiki pencemaran yang mengalir ke laut, menyerap karbon, dan menjadi tempat hidup bagi makhluk-makhluk laut. “Jadi sangat banyak manfaatnya. Syukur-syukur kalau Jakarta menerapkan konsep itu,” katanya.
Sebagai informasi, Provinsi Jakarta bakal ada tanggul Laut raksasa di pesisir utara untuk menghalau banjir rob, melindungi abrasi dan penurunan permukaan tanah. ?“Saya serius untuk lebih mengembangkan kombinasi. GSW tetap, tapi di atasnya ada mangrove,” kata Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung.
Menurutnya, saat ini pemerintah pusat bekerja sama dengan pemprov Jakarta sedang membangun tanggul laut raksasa sepanjang 11,2 kilometer yang nantinya akan menjadi Giant Mangrove Wall.
Ada sejumlah persoalan Jakarta mulai dari abrasi dan penurunan permukaan. Kemudian garis pantai naik. Hal ini menjadi sangat serius kalau tidak ditangani secara sungguh-sungguh dengan penanaman mangrove.
Nanti Pramono Anung akan minta dinas terkait serta Wali Kota Jakarta Utara untuk merawat mangrove karena abrasi maupun penurunan permukaan tanah Jakarta masalah serius.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP