Anggota DK PBB Khawatir atas Risiko Perang Besar di Timur Tengah
Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB)
Foto: ISTIMEWANEW YORK - Negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB, pada hari Rabu (31/7), menyerukan peningkatan upaya diplomatik untuk mencegah konflik Timur Tengah yang lebih luas setelah pembunuhan dua pemimpin kelompok militan Hamas, yang telah meningkatkan ketegangan.
Dikutip dari The Straits Times, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di Ibu Kota Iran, Teheran, pada Rabu dini hari, memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dan meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Pembunuhan itu terjadi kurang dari 24 jam setelah komandan militer paling senior Hizbullah tewas dalam serangan Israel di Ibu Kota Lebanon, Beirut, sebagai balasan atas serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
"Kami khawatir kawasan ini berada di ambang perang habis-habisan," kata wakil perwakilan Jepang, di PBB, Shino Mitsuko, seraya mendesak upaya internasional untuk mencegah konflik semacam itu.
Tiongkok, Russia, Aljazair, dan negara-negara lain mengutuk pembunuhan Haniyeh, yang disebut oleh duta besar Iran untuk PBB sebagai tindakan terorisme, sementara AS, Inggris, dan Prancis mengangkat masalah tentang apa yang mereka katakan sebagai dukungan Iran terhadap aktor-aktor yang mengganggu stabilitas di kawasan.
Gagal Gencatan Senjata
Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Fu Cong, mengatakan kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza merupakan penyebab memburuknya ketegangan. "Negara-negara yang memiliki pengaruh besar harus memberikan tekanan lebih besar dan bekerja lebih giat untuk memadamkan api perang di Gaza," katanya.
Dubes Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengimbau agar tetap tenang dan menahan diri, serta menegaskan kembali seruan segera melakukan gencatan senjata di Gaza.
Ia mengatakan Israel dan Hamas perlu berkomitmen kembali pada proses perdamaian yang akan menghasilkan solusi dua negara dengan Israel yang aman dan negara Palestina yang berdaulat. Jalan menuju perdamaian harus melalui negosiasi diplomatik. Perdamaian jangka panjang tidak akan terjamin dengan bom dan peluru.
- Baca Juga: Malaysia lanjutkan pencarian MH370
- Baca Juga: Putin Nyatakan Siap Berunding dan Bertemu dengan Trump
Sementara itu, Wakil Dubes AS untuk PBB, Robert Wood, meminta anggota Dewan Keamanan yang memiliki pengaruh terhadap Iran untuk meningkatkan tekanan agar Iran menghentikan eskalasi konflik proksinya terhadap Israel dan aktor lainnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia