Anggaran Tinggi Belanja Pegawai Tak Mampu Dorong Pertumbuhan
Bagong Suyanto Guru Besar Sosiologi Ekonomi dari Universitas Airlangga - APBN sebisa mungkin dibelanjakan dengan produktif, seperti untuk menguatkan sektor pertanian karena ini sifatnya padat modal.
Belanja pendidikan di antaranya untuk Program Indonesia Pintar (PIP) senilai 8,1 triliun rupiah untuk 10,5 juta siswa, Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 6,8 triliun rupiah untuk 869,3 ribu mahasiswa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Kementerian Agama 5,6 triliun rupiah untuk 4,9 juta siswa, dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) 2,6 triliun rupiah untuk 197 PTN.
Anggaran untuk pos infrastruktur telah disalurkan senilai 75,2 triliun rupiah untuk pembangunan atau rehabilitasi jalan, jembatan, rel kereta api, bandara, pelabuhan, bendungan, jaringan irigasi, sistem penyediaan air minum (SPAM), rumah susun, gedung dikti, dan kapasitas satelit.
Optimalisasi APBN
Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Aloysius Gunadi Brata, mempertanyakan apakah 76,4 persen APBN tersebut, 100 persen sampai ke masyarakat. Pertanyaan ini terkait masih banyaknya kebocoran atau korupsi terkait bantuan untuk masyarakat.
"Kedua, defisit APBN membengkak. Artinya, bila cara ini berlanjut, ruang gerak APBN juga menjadi sempit," kata Aloysius. Menurutnya, hal tersebut krusial juga untuk pemerintahan mendatang yang tampaknya akan lebih populis.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya