Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Fiskal I APBN Masih Berkutat pada Pengucuran Belanja di Akhir Tahun

Anggaran Harusnya Diarahkan ke Sektor Produktif

Foto : ISTIMEWA

Porsi belanja APBN semestinya diperbesar ke sektor-sektor, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan energi baru terbarukan (EBT). Sebab, sektor tersebut punya potensi meningkatkan kemandirian pangan dan energi nasional. Sektor-sektor tersebut tidak hanya menyediakan kebutuhan domestik, tetapi juga dapat menjadi motor penggerak ekspor, yang pada akhirnya mengurangi kebergantungan pada impor.

A   A   A   Pengaturan Font

» Dengan mengembangkan energi terbarukan sejak dini diharapkan belanja energi ke depan justru semakin efesien.

JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus direformasi dengan mengubah formula yang ada saat ini di mana porsi ke konsumsi dan pembayaran utang lebih dominan dibanding porsi untuk pembiayaan kegiatan produktif yang berdampak panjang terhadap perekonomian nasional.

Porsi belanja APBN semestinya diperbesar ke sektor-sektor, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan energi baru terbarukan (EBT). Sebab, sektor tersebut punya potensi meningkatkan kemandirian pangan dan energi nasional. Sektor-sektor tersebut tidak hanya menyediakan kebutuhan domestik, tetapi juga dapat menjadi motor penggerak ekspor, yang pada akhirnya mengurangi kebergantungan pada impor.

Peneliti Lingkungan Hidup dari Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, mengatakan dukungan anggaran yang mumpuni menuntut pemerintah untuk memetakan konsumsi per region, kemudian melakukan intervensi hulu dengan intensifikasi penanaman pangan dengan teknologi tepat guna. Selain itu dibarengi dengan penataan tata niaga pangan yang lebih terbuka, sehingga bisa mengurangi beban impor. Beberapa bahan pangan kunci seperti beras, kedelai, jagung, dapat diproduksi di dalam negeri secara masif dalam skala industri atau dengan pertanian modern yang berangsur-angsur dikenalkan ke petani.

Untuk daging, susu dan indukan sapi yang selama ini jadi momok impor dalam perdagangan pangan, memerlukan kerja ekstra untuk membangun ekosistem ternak yang terintegrasi dengan kerja industri-industri yang lebih presisi.

"Pertanian dan peternakan akan maju dengan intervensi teknologi termasuk menyasar lahan kering karena paling cocok untuk pertumbuhan rerumputan," kata Hafidz. Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Budi Laksana, menegaskan pentingnya dukungan anggaran yang lebih besar bagi sektor perikanan, karena memiliki potensi besar menjadi salah satu pilar ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan anggaran yang memadai, nelayan bisa meningkatkan hasil tangkap dan meningkatkan kesejahteraan mereka, serta membuka peluang ekspor produk perikanan berkualitas yang akan mendatangkan devisa bagi negara. Investasi pada infrastruktur perikanan, seperti pelabuhan, kapal tangkap, dan teknologi budi daya ikan, sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top