3 Strategi Kurangi Jejak Karbon Pertambangan Mineral Kritis Indonesia
Praktik pertambangan maupun pengolahan mineral masih memunculkan emisi yang berisiko mengotori atmosfer.
2. Integrasi energi terbarukan
Integrasi energi terbarukan secara langsung di kawasan pertambangan dan pengolahan mineral juga penting. Konsultan manajemen terkemuka, McKinsey, menyatakan penggunaan energi terbarukan dibandingkan batu bara di sektor pertambangan berpotensi memangkas emisi gas rumah kaca hingga 80%.
Pengembangan sistem pembangkit listrik tenaga surya mikrogrid (terpusat di dalam kawasan pertambangan) dapat menjadi solusi utama. Peluang ini terbuka mengingat biaya panel surya yang semakin murah dan tingginya potensi energi surya di Indonesia.
Penggunaan energi terbarukan di sektor pertambangan Indonesia sudah dimulai. Sebagai contoh, perusahaan tambang Nickel Industries Ltd yang berbasis di Australia menyepakati pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di kawasan industri pengolahan nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park.
Alternatif lainnya adalah penggunaan hidrogen hijau untuk peralatan tambang atau pun proses pengolahan mineral yang tidak memungkinkan untuk dielektrifikasi secara langsung. Hidrogen hijau diperoleh dari proses elektrolisis alias 'menyetrum' air dari listrik energi terbarukan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya