Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

3 Strategi Kurangi Jejak Karbon Pertambangan Mineral Kritis Indonesia

Foto : The Conversation/Pixabay/Herbert2512

Praktik pertambangan maupun pengolahan mineral masih memunculkan emisi yang berisiko mengotori atmosfer.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam tahap pengolahan, efisiensi energi dalam proses penggilingan bijih sangat diperlukan. Sebab, proses penggilingan mengonsumsi energi sangat besar, setidaknya 40% dari total penggunaan energi dalam daur produksi mineral kritis.

Efisiensi energi dapat dicapai melalui penggunaan mesin penggiling yang efisien serta kontrol parameter proses untuk mencapai penggilingan yang optimal. Contohnya, penggunaan sirkuit bertekanan tinggi high-pressure grinding roll (HPGR) membuat efisiensi energi proses penggilingan hingga 80%. Metode HPGR diklaim dua kali lipat lebih efisien dibandingkan penggilingan menggunakan mesin semi-autogenous grinding (SAG) yang saat ini marak digunakan.

Sementara itu, dalam tahap pertambangan, elektrifikasi alat berat tambang dapat menjadi strategi untuk mengurangi konsumsi energi. Tingkat efisiensi energinya mencapai 95% dibandingkan alat berat bermesin diesel.

Saat ini, berbagai perusahaan alat tambang terkemuka dunia telah mengembangkan alat berat tambang berbasis listrik. Produsen alat berat asal Amerika Serikat (AS), Caterpillar, turut memasok alat berat berbasis listrik yang digunakan Rio Tinto (penambang besar asal Australia), untuk tambang besi Gudai-Darri di Australia Barat.

Dengan semakin berkembangnya teknologi alat berat berbasis listrik di dunia, sektor pertambangan Indonesia sudah seharusnya mengalokasikan dana untuk program elektrifikasi peralatan tambang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top