Tiongkok Tolak Tawaran Trump Soal Keringanan Tarif dan TikTok
- Donald Trump
- Tiongkok
BEIJING - Tiongkok pada hari Kamis (27/3) menolak tawaran pengurangan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mendapatkan persetujuan Beijing atas penjualan platform media sosial populer TikTok.

Ket. Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif tentang tarif timbal balik di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, 13 Februari 2025.
Doc: AFP
Beberapa waktu lalu, Trump AS sedang berunding dengan empat kelompok yang berminat mengakuisisi TikTok, karena aplikasi tersebut menghadapi masa depan yang tidak menentu di AS.
Undang-undang Amerika Serikat telah memerintahkan TikTok untuk melepaskan investasi dari pemiliknya di Tiongkok, ByteDance, atau akan dilarang di AS. Undang-undang ini diberlakukan karena khawatir Beijing dapat mengeksploitasi platform berbagi video itu untuk memata-matai warga Amerika atau secara diam-diam mempengaruhi opini publik AS.
Undang-undang tersebut mulai berlaku pada tanggal 19 Januari, sehari sebelum pelantikan Trump, namun Trump dengan cepat mengumumkan untuk menunda pemberlakuan undang-undang tersebut.
Penundaan itu ditetapkan berakhir pada tanggal 5 April.
Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Rabu bahwa ia dapat memberikan Tiongkok "sedikit pengurangan tarif atau sesuatu untuk mewujudkannya".
"Kita akan membuat semacam kesepakatan," kata Trump. Jika kesepakatan itu tidak dilakukan tepat waktu, ia akan memperpanjang batas waktu.
Anda mungkin tertarik:
"Tiongkok harus memainkan peran dalam hal itu, mungkin dalam bentuk persetujuan dan saya pikir mereka akan melakukannya."
Beijing dengan cepat menampik usulan Trump, dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya telah "berulang kali menyatakan posisi kami" terkait TikTok.
"Sikap Tiongkok terhadap penerapan tarif tambahan juga konsisten dan jelas," kata juru bicara kementerian luar negeri Guo Jiakun.
Penawaran untuk TikTok
Saat masa jabatan pertamanya, Trump juga mencoba melarang TikTok di AS dengan alasan masalah keamanan nasional.
TikTok ditutup sementara di AS pada bulan Januari dan menghilang dari toko aplikasi saat batas waktu penerapan undang-undang tersebut semakin dekat, yang membuat jutaan pengguna kecewa.
Trump menangguhkan penerapannya selama dua setengah bulan setelah memulai masa jabatan keduanya pada 20 Januari, untuk mencari solusi dengan Beijing.
TikTok kemudian memulihkan layanan di AS dan kembali ke toko aplikasi Apple dan Google pada bulan Februari.
Perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) Perplexity baru-baru ini menyatakan minatnya untuk membeli TikTok.
Perplexity memaparkan dalam sebuah postingan blog sebuah visi untuk mengintegrasikan kemampuan pencarian internet bertenaga AI dengan aplikasi berbagi cuplikan video populer.