Koran-jakarta.com || Rabu, 02 Sep 2020, 03:00 WIB

Pergerakan Penumpang di Tren Peningkatan

JAKARTA - Pergerakan penumpang pesawat terus menunjukkan tren peningkatan setelah pemerintah memperlonggar aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19. Selama periode 1-28 Agustus 2020, pergerakan penumpang di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) melonjak 41 persen dibandingkan periode sama bulan sebelumnya.

Pergerakan Penumpang di Tren Peningkatan

Ket.

Doc: ISTIMEWA Pergerakan Penumpang di Tren Peningkatan

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat di 19 bandara yang dikelolanya mencapai 1,9 juta orang sepanjang 1-28 Agustus 2020. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan catatan pada periode 1-28 Juli 2020 sebesar 1,34 juta orang.

Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan tren yang ada menunjukkan jumlah pergerakan penumpang pesawat di 19 bandara pada Agustus akan menembus 2 juta orang. Apabila tembus 2 juta orang, maka penumpang pada Agustus naik sekitar 500.000 orang dibandingkan dengan sepanjang Juli 2020.

"Pada Agustus ini jumlah penumpang diperkirakan mencapai 2 juta orang atau yang tertinggi secara bulanan sejak pandemi global Covid-19. Upaya PT Angkasa Pura II bersama stakeholder sudah terlihat dalam menggairahkan penerbangan yakni melalui utilisasi slot penerbangan, mengaktifkan kembali rute/ destinasi penerbangan dan meningkatkan frekuensi penerbangan," kata Awaluddin di Jakarta, Selasa (1/9).

Dia menambahkan khusus di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, jumlah pergerakan penumpang mencapai 1,10 juta orang atau naik sekitar 40 persen dari sebelumnya 794.971 orang. Pergerakan pesawat naik 18 persen menjadi 12.983 penerbangan, dan volume angkutan kargo naik 1 persen menjadi 35,16 juta kilogram.

"Tahun ini, bukan merupakan tahun ekspansi tetapi bagaimana kami mampu menjaga stabilitas perusahaan. Fokus ke bisnis inti untuk menjaga revenue stream adalah salah satu strategi agar stabilitas perusahaan terjaga," katanya.


Terlalu Lama


Pada kesempatan lain, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai terlalu lama apabila mengikuti prediksi bahwa industri penerbangan baru akan pulih total di 2022 setelah pandemi Covid-19.

"Muncul analisis yang mencengangkan, di dalam perkembangannya muncul data dan kepentingan, yang paling agresif dua tahun. Ini artinya akan recover 2022, saya orang yang mengatakan kami enggak punya waktu, it's just too long (terlalu lama)," kata Irfan dalam diskusi bertajuk Menakar Masa Depan Bsinis Penerbangan di Jakarta, Selasa (1/9).


mza/Ant/E-10

Tim Redaksi:
A
M

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait