Koran-jakarta.com || Jum'at, 03 Mei 2019, 01:00 WIB

Aplikasi 'Database' Bus Wisata Mendesak

BOGOR - Pemerintah diharapkan untuk membuat aplikasi database bus wisata, menyusul banyaknya terjadi kecelakaan akibat kondisi bus tidak laik jalan. Di Jalur Puncak Kabupaten Bogor, dalam kurun waktu satu bulan terjadi tiga kecelakaan bus.

Ket.

Doc: Istimewa

"Dengan adanya aplikasi bus wisata yang berisi database semua bus wisata se-Indonesia. Konsumen dapat mengetahui kondisi jenis bus yang akan digunakan," ujar pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, di Jakarta, Kamis (2/5).

Dengan begitu, menurutnya konsumen bisa memastikan bus dalam kondisi laik jalan setelah melihat database pada aplikasi yang terkoneksi dengan semua perusahaan operator bus di Indonesia. Karena, menurutnya, bus harus kondisi sehat terlebih ketika digunakan untuk pariwisata.

"Kejadian kemarin di tanjakan Selarong Puncak, bus tidak layak dipakai wisata," kata pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini.

Ia mengatakan, usulan ini sudah sejak lama ia lontarkan pada pemerintah. Tapi, sampai sekarang belum juga dilaksanakan, dan menurutnya belum ada langkah konkret pemerintah meminimalisir kecelakaan bus yang diakibatkan kondisi tidak laik jalan.

"Sudah berulang kali diminta buat program khusus bus wisata, tapi hingga sekarang belum dikerjakan," tuturnya.

Seperti diketahui, bus berpenumpang 25 siswa SD dari Banten menuju Taman Wisata Matahari (TWM) mengalami kecelakaan di jalur Puncak pada Rabu (1/5). Bus dengan nomor polisi A 7531 FL itu bergerak mundur hingga terguling akibat tidak kuat melaju di Tanjakan Selarong.

"Terdata lima orang mengalami luka ringan langsung dilarikan ke RSUD Ciawi," kata Kasatlantas Polres Bogor, AKP Fadli Amri.

Dua bus lainnya mengalami kecelakaan di Jalur Puncak pada hari Minggu (21/4). Kecelakaan pertama pukul 12.00 WIB di Tanjakan Selarong, dan satu lagi pukul 16.00 WIB di Turunan Widuri Cisarua. Fadli mengatakan, dua bus ini mengalami kecelakaan akibat rem blong.

Sementara itu berdasarkan data Korlantas Polri bahwa angka kecelakaan tertinggi se-Indonesia berada di wilayah, Jawa Timur, dengan jumlah kecelakaan sebanyak 6.328 kejadian. Disusul pada posisi kedua yakni Jawa Tengah dengan jumlah kecelakaan sebanyak 4.420 kejadian.

Posisi ketiga adalah Sulawesi Selatan dengan angka kecelakaan sebanyak 1966 kejadian. Polda Metro Jaya sendiri berada pada posisi enam setelah Jawa Barat pada posisi empat, dan Sumatera Utara pada posisi lima.

Total angka kecelakaan di Indonesia sebanyak 26.451 kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 7405 orang, korban luka berat 3202 orang, dan luka ringan 32.285 orang dan total kerugian material sebesar Rp54.878.231.888. Ant/P-5

Tim Redaksi:
A
M

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait