Senat Akan Selidiki Isu Rencana Lengserkan Presiden Trump
Washin gton DC - Senat Amerika Serikat (AS) bakal menyelidiki isu rencana untuk menggulingkan Presiden Donald Trump dengan Amendemen 25. Ketua Komite Peradilan Senat, Lindsey Graham, menyatakan bakal menggulirkan panggilan menghadiri sidang jika tindakan itu memang diperlukan.

Ket. Rod Rosenstein
Doc: AFP
"Sungguh mengejutkan mantan penegak hukum muncul di televisi dan berkata dia ingat percakapan untuk memakzulkan Presiden," kata Lindsey Graham. Graham merespons pernyataan mantan Pelaksana Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) AS, Andrew McCabe, saat diwawancarai di stasiun televisi CBS, pada Minggu (17/2).
Amendemen ke-25 yang disahkan pada 6 Juli 1965, salah satu artikelnya berisi presiden bisa dicopot jika dianggap tak bisa menjalankan kewajiban serta tanggung jawabnya. Di masa pemerintahan Trump, amendemen itu membutuhkan persetujuan wakil presiden, delapan dari 15 anggota kabinet, serta dua per tiga mayoritas Kongres. Senator dari Carolina Utara itu berjanji bakal menyelidiki hingga ke akar-akarnya.
"Saya pikir seluruh masyarakat di negeri ini berhak tahu. Saya bakal menggelar investigasi, dan bertekad mengungkapkan siapa yang berkata jujur," lanjutnya. Andrew McCabe, saat diwawancarai dalam acara 60 Minutes di stasiun televisi CBS, pada Minggu (17/2), mengatakan Wakil Jaksa Agung Amerika Serikat, Rod Rosenstein, pernah membahas rencana untuk melengserkan Presiden Donald Trump dari Gedung Putih.
Pembahasan rencana melengserkan Presiden itu dilakukan Rosenstein bersama sejumlah pejabat tinggi AS. "Rosenstein pernah membahas rencana mengajukan Amandemen ke-25 Konstitusi AS, tak lama setelah Trump memecat Direktur FBI saat itu, James Comey, sekitar Mei 2017 lalu," ungkap McCabe.
"Rosenstein sempat mengungkap masalah ini dan mendiskusikannya dengan saya dalam konteks berapa banyak pejabat kabinet lainnya yang mendukung upaya semacam itu (mengajukan Amandemen ke-25 Konstitusi AS)," tambah McCabe.
Anda mungkin tertarik:
Rosenstein Membantah
Menanggapi hal itu, Rosenstein membantah pernah mendiskusikan rencana melengserkan Trump sebagai Presiden. Dia menyebut tudingan itu sebagai lelucon belaka. Kisruh pemecatan Comey memang sempat membuat publik AS semakin mempertanyakan integritas Trump sebagai Presiden.
Sebab, Presiden ke-45 AS itu memecat Comey di saat FBI tengah menyelidiki dugaan kolusi antara tim pemenangan Trump dengan Russia, dalam pemilihan presiden 2016. Russia disebut-sebut mengintervensi pemilu AS dan membantu Trump untuk menang. Dalam kesaksiannya pada 2017 lalu, Comey mengaku Trump pernah menekan dirinya untuk menghentikan penyelidikan.
Trump juga disebut pernah memaksa Comey untuk tak menjadikan dirinya subjek penyelidikan. FBI memecat McCabe pada Maret 2018 dengan alasan tidak terbuka dalam investigasi internal lembaga itu, terkait penyelidikan terhadap peretasan yang dialami pesaing Trump dalam pemilu 2016, Hillary Clinton.
AFP/P-4