Jajanan Khas di Pasar Blauran Surabaya
Mungkin bagi sebagian orang, pasar hanya menjadi tempat bertransaksi berbagai kebutuhan sehari-hari, terutama untuk urusan dapur. Namun bagi penggemar kuliner, tempat ini telah menjelma menjadi salah satu tujuan untuk menikmati berbagai hidangan khas tradisional.

Ket.
Doc: koran jakarta/selocahyo
Ya, pasar punya sensasi tradisional yang berbeda, penuh kerekatan yang tercipta dari sistem sosial setempat. Berikut beberapa kuliner "rasa pasar" yang kelezatannya masih bisa diandalkan.
Bubur Dawet Pasar Blauran Baru
Dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi kuliner, Surabaya juga memiliki lokasi-lokasi eksotik untuk menikmati beragam sajian kuliner khas "Kota Pahlawan".
Salah satu tempat yang patut disambangi pecinta kuliner adalah "Pasar Blauran Baru" yang terletak di ujung Jalan Blauran di kawasan Bubutan. Pasar yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari Jalan Tunjungan ini terkenal di kalangan orang tua murid Surabaya sebagai sentra belanja keperluan sekolah seperti buku, seragam, sepatu, tas, dan alat tulis dengan harga murah.
Nah selain itu, Pasar Blauran juga dikenal sebagai pusat penjualan jajanan masakan khas Surabaya dan menu Jawa Timur-an seperti Lontong Balap, Rujak Cingur, Kikil, Sate Ayam-Kambing, Gado-Gado, Soto Daging, Nasi Rawon, dan aneka Jajan Pasar. Pengunjung dapat menjumpai sentra kuliner di lantai dasar, pada pintu gerbang sebelah utara pasar di sisi Jalan Kranggan.
Di antara puluhan stan dengan beragam pilihan menu yang ditawarkan, hampir setiap penjual selalu menyediakan minuman khas Surabaya "Dawet Campur" atau bubur dawet.
Anda mungkin tertarik:
Ya, es dawet yang selama ini kita kenal sebagai minuman khas Jawa berasa manis segar ini disajikan agak berbeda. Bila umumnya hanya berupa cendol tepung beras ketan berwarna hijau dicampur parutan es, gula merah cair dan santan, dengan tangan dingin para pedagang, minuman asal Banjarnegara itu telah berevolusi dengan tambahan bubur khas Surabaya.
Bubur Dawet tersaji lebih lengkap dibandingkan menu serupa yang ada di sejumlah daerah di Jatim, dengan bubur sumsum, jenang grendul atau srintil, ketan hitam, dan mutiara yang disiram oleh gula merah dan santan cair, serta es batu.
Sekilas bahan-bahan minuman yang oleh masyarakat kawasan Mataraman Jawa Timur dengan sebutan Jenang Dawet ini, mirip dengan bubur Madura. Perbedaan utama terletak pada adonan gula merah dan santan bubur Madura lebih kental, dan disajikan dalam pincuk daun pisang.
"Kuah bubur dawet ini lebih encer dan disajikan dengan es batu dalam mangkok," kata Eni, salah satu pedagang yang telah berjualan membantu orang tuanya sejak 1990.
Alhasil sensasi jajanan ini super lengkap. Ada rasa manis gurih dan segar dari adonan dawet, masih ditambah lagi tekstur lembut bubur sumsum yang dingin, plus "kenyal-kenyal" jenang grendul, bulatan yang terbuat dari tepung kentan berbalut gula merah kental.
Sementara rasa kesat ketan hitam semakin melengkapi karena mampu menawar rasa manis dan gurih dari bahan-bahan lainnya.
Sementara bagi pengunjung yang ingin merasakan es dawet orisinil, para penjual juga siap menyediakannya. Bagi yang ingin sekedar "nyamil-nyamil" alias sudah kenyang, bisa mencicipi aneka jajanan tradisional lainnya seperti sate usus, sate telur puyuh, sate kikil, sate cecek, dan aneka kue basah seperti serabi, wajik, lemper, dan lainnya.
"Pengunjung paling ramai terutama saat hari libur akhir pekan, dan tahun ajaran baru. Banyak orang yang mencari baju seragam dan buku sekaligus jajan di sini," pungkas Eni.
Membuat Es Dawet Komplit
Bahan-bahan:
- Bahan Gula Jawa
- 150 gram gula kelapa
- 1 lembar daun pandan, simpulkan
- 1/2 sendok teh maizena
- garam secukupnya
- gula secukupnya
- 1 gelas kecil air
Bahan bubur sum-sum
- 3 sendok makan tepung beras
- 1 gelas kecil santan
- 1 lembar daun pandan
- garam secukupnya
Bahan dawet :
- 1 bungkus tepung hunkwe
- 2 gelas kecil air
Bahan santan :
- 2 gelas kecil santan
- 1 lembar daun pandan
- garam secukupnya
Cara pembuatan:
1. Masak bahan gula jawa sampai mendidih. Campur dengan bahan bubur sumsum masak sampai kental, sambil diaduk terus.
2. Masak bahan dawet, aduk dari awal sampek mengantal, langsung cetak di wadah setelah tercetak semua, saring airnya. Masak santan sampai mendidih. Campurkan semuanya, tambahkan dengan ketan hitam.
SB/E-6
Lontong Mie
Untuk pengunjung Pasar Blauran yang ingin makan kenyang, tersedia aneka makanan khas Jawa Timuran yang menggoda selera. Sebut saja nasi campur, rawon, soto, lontong cap gomek, gado-gado, urap-urap dan lontong mie.
Uniknya lontong mie, adalah menu yang selalu tersedia di semua stan pedagang, seolah menjadi ikon kuliner Pasar Blauran. Namun menu berkuah yang terdiri dari lontong, tauge, mi kuning, udang goreng, potongan tahu goreng, dan lentho, dengan sambal petis udang ini memang telah lama dikenal sebagai makanan khas asal Surabaya.
Hidangan ini sekilas mirip dengan lontong balap, namun selain adanya mie kuning, perbedaan ada pada bahan petis lontong balap cenderung pedas, sedangkan pembeli lontong mie yang doyan pedas, akan mendapat tambahan cabai yang dihaluskan oleh sang penjual sebelum kuahnya dituangkan ke dalam piring.
Urusan rasa jangan ditanya, kuahnya terasa segar dengan sensasi manis khas petis udang asli berbaur dengan taburan udang goreng dan tahu yang gurih. Sementara campuran lontong, tauge dan mie terasa semakin menambah kekayaan rasa masakan ini.
Serunya lagi, berbagai hidangan makanan dan minuman di Pasar Blauran dapat kita nikmati dengan harga terjangkau. Contohnya Lontong Mie yang dijual hanya 10 ribu rupiah, atau bubur dawet 6 ribu rupiah.
Membuat Lontong Mie
Bahan-bahan :
- 1 keping mie kuning, rebu
- 1 Buah tahu putih goreng, potong kotak-kotak tebal, sisihkan
- Petis udang secukupnya
- Bawang putih goreng secukupnya
Bumbu mie (uleg halus) :
- 2 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Gula pasir secukupnya
- 1/2 sendok teh merica
Kuah kaldu :
- 350 mililiter air
- 100 gram udang
- 1 bungkus tauge
- 1 batang seledri, iris halus
- 1 batang daun bawang, iris halus
Bumbu kaldu (uleg halus) :
- 2 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- Garam secukupnya
- Gula secukupnya
- 2 sendok makan kecap manis (tidak ikut ditumis)
Cara Membuat:
1. Rebus air, sambil tumis bumbu halus (untuk kuah kaldu), masukkan udang, tumis sampai udang matang. Lalu masukkan bumbu tumis dan udang ke dalam air rebusan.
2. Masukkan kecap manis. Masukkan tauge, daun bawang iris, seledri iris. Mendidih sebentar. Matikan api.
3. Tumis bumbu halus (untuk mie), masukkan mie yang sudah di rebus, aduk rata. Matikan api, sisihkan.
Penyajian :
1. Taruh di piring dengan bawang putih goreng, cabe rawit uleg pake punggung sendok, beri 1/2 sendok makan petis udang.
Beri sedikit air kaldu untuk mengencerkan petis di piring.
2. Tata lontong, mie, tahu goreng potong, siram dengan kuah kaldu isi tauge tadi.
3. Sajikan hangat. SB/E-6