Koran-jakarta.com || Sabtu, 28 Okt 2017, 01:00 WIB

Usung Kekayaan Lokal sebagai Sumber Inspirasi

Pelaku usaha kreatif atau creativepreneur, belakangan kian menunjukkan potensinya di Indonesia. Cakupan pelaku bisnisnya pun semakin meluas hingga penjuru negeri, dan yang menarik beberapa dari mereka mengusung kekayaan budaya lokal sebagai sumber inspirasinya.

Ket. Sejumlah creativepreneur yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia umumnya mengusung kekayaan budaya lokal sebagai sumber inspirasinya. Salah satu creativepreneur (berdiri-kiri) tengah mempresentasikan ide kreatifnya didepan juri. Acara creativepreneur didukung sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Doc: koran jakarta/imantoko

Melihat kekayaan tradisi dan budaya Indonesia melalui kacamata bisnis, ternyata menyimpan nilai lebih bagi konsumen. Daya tarik dari produk kreatif yang menyatu dengan kekayaan budaya lokal kian mempercantik karya, sekaligus memperkuat identitas produk kreatif asli Indonesia.

Ecky Anugrah, traveller sekaligus penggiat usaha kreatif Ammossi, mengungkapkan, kekayaan budaya dan alam Indonesia memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan.

"Saya, melalui Ammossi awalnya merilis produk-produk gelang, kalung yang kontennya nama-nama gunung dan lembah. Pada 2017 saya merambah ke produk tas dan dompet, inti semuanya ini tetap untuk support para pelancong," terang Ecky, di sela ajang kompetisi bisnis yang digagas Blibli.com atau yang dikenal dengan The Big Start Indonesia, di The Breeze BSD, Tangerang Selatan, belum lama ini.

"Untuk gelang sendiri sebagian besar handmade, story di balik produk itu kita bangun, seperti ada rante Mario yang kita ambil dari gunung tertinggi kelima di Indonesia, kemudian ada beberapa gelang lokal yang kita datangkan langsung dari daerah aslinya. Kita tinggal mengemasnya dengan menarik dan membangun story nya agar lebih informatif," ungkapnya.


Ammossi yang juga salah satu finalis 20 besar ajang kompetisi bisnis, melihat usahanya ini bukan sekedar bisnis semata, tapi erat kaitannya dengan support pengrajin dan kekayaan lokal daerah.

"Penguatan pada sisi sosialnya kami kedepankan, misal ada donasi tiap 10 persen dari penjualan produk kita, lalu untuk produk tas, kami ambil kainnya dari para pengrajin di Jepara. Yang kita rasakan itu, konsumen kami setiap pembeliannya seperti ada emotional benefit," tutup Ecky.

Upaya Pelestarian

Industri kreatif di era modern seperti saat ini memang berkembang sangat pesat, penggeraknya rata-rata anak muda yang sedikit banyak terilhami kekayaan yang dimiliki bangsa ini.

Perlu diketahui, industri ekonomi kreatif tercatat berkontribusi positif dengan pertumbuhan 5,6 persen sejak 2010 hingga 2013. Sumbangsihnya terhadap PDB tercatat mencapai 7,1 persen, serta menyerap 10,7 persen atau sekitar 12 juta total tenaga kerja. Industri ekonomi kreatif ini tumbuh 5,76 persen di tahun sebelumnya atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar 641,8 triliun rupiah atau tujuh persen dari PDB nasional.

Kekayaan budaya yang melekat erat di "tubuh" bangsa Indonesia ini, diakui Iwan Setiyoko menjadi sumber inspirasinya untuk berkarya. Melalui Gerakan Tenunkoe, Iwan memaparkan, program pemberdayaan perempuan penenun di Kupang, NTT ini menggabungkan antara program pemberdayaan perempuan dan pengembangan. "Tenunkoe memiliki semangat untuk melestarikan tenun ikat dari NTT, dan kami melihat para perempuan penenun itu secara ekonomi sangat kurang, padahal dari segi potensi tenun ikat ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dimanfaatkan," paparnya.


Iwan menceritakan, sebelum ada gerakan ini tenun ikat NTT hanya digunakan untuk kepentingan budaya saja, sehingga dari sisi kualitas dibuat apa adanya. "Seperti kainnya dari 15 centi, turunnya bisa menjadi 10 centi tidak rata. Kemudian benangnya juga tidak rapat dan lain sebagainya," ungkanya.

Perlahan tapi pasti, melalui gerakan ini perempuan penenun di NTT ini mulai diedukasi soal potensi ekonomi dari perlengkapan adat istiadat itu, melalui menjaga kualitas tenun dan inovasi produk. Itu sebabnya, tenun ikat yang dijajakan di Tenunkoe ini bukan lagi berbentuk kain, ada juga yang berupa tas, dompet, baju dan lain-lain.

yang menjadi perhatian melalui gerakan ini, rata-rata penenun perempuan sudah berusia lanjut, yaitu 50 tahun ke atas. Itu sebabnya, gerakan ini melibatkan pemerintah kabupaten dan kota di Kupang, guna ikut melestarikan para penenunnya sendiri. "Sejak 2016, kami berhasil memasukan tenun ke sekolah, melalui gerakan tenun," jelas Iwan.

Yang menarik dari tenun ikat NTT ini, di setiap wilayah memiliki cerita yang membuat motif tenun itu muncul. Melalui Tenunkoe, setidaknya berhasil mengangkat 10 motif khas dari setiap wilayah, dan melalui regenerasi di sekolah diharapkan dapat menjaga kelestarian berbagai motif tenun ikat khas NTT ini. "Kami juga sedang meriset motif tenun ikat NTT ini, apa cerita di balik motif tenun itu," tandas Iwan.


Ammossi dan Tenunkoe, hanya sebagian kecil creativepreneur yang melibatkan kekayaan Indonesia dalam setiap karyanya. Setidaknya hal ini terlihat dari 20 finalis The Big Start Indonesia, yang rata-rata memang mengangkat potensi lokal dalam pengembangan usahanya.

Sebut saja Oyoh (makanan ringan berbahan dasar jengkol), Korte (produk minuman cokelat asal Surabaya), Paccoa.com (social business yang mengusung community development dan budidaya pangan lokal, Inagiri (produk kukis Singkong yang mengangkat potensi lokal Wonogiri) dan masih banyak lagi. ima/R-1

Realitas Virtual

Legoland Malaysia Resort, akan menjadi taman Legoland pertama di dunia yang meluncurkan LEGO roller coaster realitas virtual pada November 2017, diikuti LEGOLAND Florida Resort dan LEGOLAND Deutschland Resort pada 2018.

Lego roller coaster realitas virtual menggabungkan teknologi realitas virtual mutakhir dengan sensasi roller coaster, daya tarik baru ini dikembangkan di bawah pengawasan Merlin Magic Making, divisi kreatif global dari perusahaan yang merancang dan mengembangkan atraksi untuk situs Merlin di seluruh dunia.

"Ini adalah petualangan Lego yang unik yang memungkinkan anak-anak memasuki dunia imajiner epik yang seluruhnya dibuat dari batu bata Lego, yang menampilkan berbagai tema dan karakter yang menyenangkan, semua ini saling terkait satu sama lain," kata Candy Holland, Direktur Kreatif Senior Merlin Magic Making.

Petualangan dimulai saat para pengunjung mendekati portal masuk yang ditingkah suara mesin yang menderu memenuhi udara. Di dekatnya, antrean coaster menyerupai area balapan di mana lima pembalap Lego mempersiapkan kompetisi.


Selama mengemudi, teknologi Bluetooth akan menyinkronkan visual virtual dengan twist roller coaster, berubah, turun dan memanjat, menciptakan pengalaman baru yang penuh sensasi dan kejutan.

"Kami merasa terhormat menjadi taman Legoland pertama yang meluncurkan pengalaman ini di dunia. Komitmen kami untuk secara konsisten memberikan pengalaman dan atraksi yang menyegarkan bagi pengunjung, dengan teknologi virtual dengan alur cerita menawan yang cocok baik bagi orang dewasa maupun anak-anak," tambah GM LEGOLAND Malaysia Resort, Kurt Stocks.ima/R-1

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait