Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

2 Misinformasi yang Perlu Diluruskan Terkait Nyamuk Wolbachia Pengendali DBD

Foto : The Conversation

Petugas menitipkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di rumah ‘orang tua asuh’ nyamuk di Yogyakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Sayangnya, bakteri ini tidak ditemukan secara alami di nyamuk Aedes aegypti. Para peneliti kemudian berupaya memasukkan Wolbachia ke tubuh Aedes aegypti dengan cara penginjeksian bakteri ke telur nyamuk.

Keberadaan Wolbachia di Aedes aegypti diharapkan dapat memperpendek umur nyamuk seperti yang terjadi pada lalat buah. Dampaknya dapat mengurangi durasi nyamuk untuk menularkan virus dengue pada manusia. Biasanya nyamuk ini bisa hidup atau menularkan virus berkisar satu bulan.

Rupanya umur nyamuk tidak berkurang, tapi peneliti menemukan fakta lain bahwa Wolbachia mampu menghambat proses replikasi virus dengue di tubuh nyamuk. Kemampuan ini dapat menurunkan kapasitasnya sebagai vektor penular dengue. Bagusnya lagi, Wolbachia diturunkan ke keturunan berikutnya melalui jalur betina.

Penelitian pun kemudian dilanjutkan dengan melepas nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di lingkungan dengan skala terbatas pada 2013. Pelepasan ini bertujuan untuk mengetahui apakah nyamuk ber-Wolbachia mau kawin dengan nyamuk setempat yang tidak ber-Wolbachia dan menghasilkan keturunan nyamuk ber-Wolbachia.

Ketika studi ini memberikan hasil bahwa nyamuk ber-Wolbachia mampu menetap di lingkungan, maka riset pun berlanjut untuk mengetahui kemanjuran pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ini dalam mengurangi kejadian dengue. Hasilnya, seperti dikutip di awal tulisan ini, teknologi nyamuk ber-wolbachia menurunkan kasus dengue sampai 77% dan mengurangi perawatan infeksi dengue di rumah sakit hingga 86%.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top