Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

WHO Sesalkan 500.000 Kematian sejak Omicron Mengganas

Foto : KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP

KEMATIAN AKIBAT COVID-19 I Ilustrasi jarum suntik vaksin untuk Omicron. WHO menyesalkan setengah juta kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyesalkan setengah juta kematian akibat Covid-19 telah dicatat sejak varian Omicron ditemukan. WHO menyebut jumlah korban ini "sangat tragis".

Manajer insiden WHO, Abdi Mahamud, di Jenewa, Selasa (8/2), mengatakan 130 juta kasus dan 500.000 kematian telah dicatat secara global sejak Omicron dinyatakan sebagai varian yang mengkhawatirkan pada akhir November tahun lalu.

Sejak itu, dengan cepat mengambil alih Delta sebagai varian Covid-19 yang dominan di dunia karena lebih mudah menular, meskipun tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

"Di zaman vaksin yang efektif, setengah juta orang meninggal, itu benar-benar sesuatu yang sangat tragis. Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan. Mereka melewatkan titik bahwa setengah juta orang telah meninggal sejak ini terdeteksi," kata Dr Mahamud dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.

Dr Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan banyaknya kasus Omicron "mengejutkan", sementara jumlah kasus dan kematian sebenarnya akan jauh lebih tinggi daripada yang diketahui. "Itu membuat puncak-puncak sebelumnya terlihat hampir datar," katanya.

"Kita masih berada di tengah pandemi ini. Semoga kita semakin mendekati akhir," katanya. "Banyak negara belum melewati puncak Omicron mereka."

Sangat Prihatin

Dr Van Kerkhove mengatakan sangat prihatin bahwa jumlah kematian telah meningkat selama beberapa minggu berturut-turut. "Virus ini terus berbahaya," katanya.

WHO melacak empat subgaris keturunan Omicron. Sementara substrain BA.1 dominan, BA.2 lebih mudah menular dan diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya kasus Omicron.

Dr Van Kerkhove mengatakan sejauh ini tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa BA.2 mengakibatkan penyakit Covid-19 yang lebih parah daripada BA.1, tetapi menekankan bahwa itu masih "hari-hari awal" dalam pengumpulan bukti.

Dr Mahamud mengatakan belum diketahui apakah seseorang dapat terinfeksi BA.1 dan BA.2 secara bersamaan. Dalam pembaruan epidemiologis mingguan Covid-19 yang dikeluarkan pada hari Selasa, WHO mengatakan hampir 68.000 kematian baru dilaporkan minggu lalu, naik 7 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Sementara itu, jumlah kasus baru Covid-19 mingguan turun 17 persen menjadi hampir 19,3 juta. Wilayah Eropa, WHO menyumbang 58 persen dari kasus baru yang dikonfirmasi minggu lalu, dan 35 persen dari kematian baru. Amerika membuat 23 persen kasus baru dan 44 persen kematian baru.

Pandemi saat ini "ditandai dengan penyebaran global yang cepat dari varian Omicron," kata laporan itu, dengan varian yang sekarang terdeteksi "di hampir semua negara"


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top