Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 27 Mei 2024, 00:01 WIB

WHO: Pandemi Covid-19 Pangkas Harapan Hidup

TEDROS ADHANOM G Direktur Jenderal WHO - Untuk memperkuat keamanan kesehatan global, juga untuk melindungi investasi jangka panjang di bidang kesehatan dan mendorong kesetaraan di dalam dan antarnegara.

Foto: FABRICE COFFRINI / AFP

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO), pada Jumat (24/5), mengatakan Covid-19 memangkas angka harapan hidup global hampir dua tahun saat menyebar dari tahun 2019 hingga 2021, dan menghapus kemajuan yang telah dicapai selama satu dekade.

"Pandemi Covid-19 membalikkan tren peningkatan stabil dalam angka harapan hidup saat lahir dan harapan hidup sehat saat lahir," kata badan kesehatan PBB tersebut.

Menurut studi statistik kesehatan dunia tahunan WHO, angka harapan hidup global turun 1,8 tahun menjadi 71,4 tahun, tingkat yang sama seperti tahun 2012.

Dikutip dari The Straits Times, menurut studi tersebut, durasi rata-rata orang untuk hidup sehat turun 1,5 tahun menjadi 61,9 tahun pada tahun 2021 juga dibandingkan dengan tahun 2012.

Dampaknya bahkan lebih buruk dibandingkan temuan penelitian yang diterbitkan Lancet pada Januari lalu yang menyebutkan rata-rata harapan hidup turun 1,6 tahun selama pandemi.

Para peneliti dalam studi tersebut mengatakan Covid-19 memiliki dampak yang lebih besar terhadap harapan hidup dibandingkan peristiwa lainnya selama setengah abad terakhir.

Keamanan Pandemi

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan angka-angka tersebut menyoroti pentingnya perjanjian keamanan pandemi global yang dinegosiasikan di Jenewa.

"Untuk memperkuat keamanan kesehatan global, juga untuk melindungi investasi jangka panjang di bidang kesehatan dan mendorong kesetaraan di dalam dan antarnegara," kata Tedros.

Para peneliti Lancet memperkirakan Covid-19 menyebabkan 15,9 juta kematian berlebih selama tahun 2020 hingga 2021, baik akibat virus tersebut maupun gangguan sistem kesehatan terkait pandemi. Namun, studi WHO mengatakan angka harapan hidup tidak turun dengan cara yang sama di seluruh dunia.

"Amerika dan Asia Tenggara adalah wilayah yang paling parah terkena dampaknya, dengan angka harapan hidup turun sekitar tiga tahun," katanya.

Pasifik Barat adalah wilayah yang paling sedikit terkena dampaknya, dengan angka harapan hidup hanya turun 0,1 tahun.

Sebelumnya perkembangan soal penularan virus korona ini disampaikan Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung. Dia mengatakan negara kota itu sedang menghadapi gelombang baru Covid-19, dengan peningkatan yang signifikan kasus infeksi dalam dua minggu terakhir.

"Kami berada di awal gelombang, di mana gelombang ini terus meningkat. Jadi menurut saya, gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni," kata Ong, di Singapura, Sabtu (18/5).

Dikutip dari The Straits Times, Kementerian Kesehatan atau Ministry of Health (MOH), mengatakan untuk menjaga kapasitas tempat tidur rumah sakit dan sebagai tindakan pencegahan, rumah sakit umum telah diminta mengurangi kasus operasi yang tidak mendesak dan memindahkan pasien yang sesuai ke fasilitas seperti fasilitas perawatan transisi atau kembali ke rumah dan menggunakan perawatan rawat inap keliling.

Ong mendesak mereka yang paling berisiko terkena penyakit parah, termasuk individu berusia 60 tahun ke atas, individu yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia, untuk menerima dosis tambahan vaksin Covid-19 jika mereka belum melakukannya dalam 12 bulan terakhir.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.