Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelemahan Rupiah | Pada Mei 2024, Indeks Harga Pangan Naik 120,4 Poin dari 119,3 Poin pada April

Waspadai Risiko Inflasi Pangan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dampak pelemahan rupiah terhadap dollar AS bisa menjalar ke harga bahan pangan dan energi yang selama ini masih bergantung pada impor.

JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang berkepanjangan dikhawatirkan membuat harga pangan dalam negeri sangat rentan, mengingat Indonesia masih mengandalkan impor pangan, termasuk beras. Karena itu, produksi dalam negeri harus ditingkatkan agar harga pangan domestik tak rentan terdampak dinamika ekonomi global.

Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, mengatakan tingkat inflasi mengalami perbaikan cukup signifikan hingga bisa mencapai 2,84 persen secara tahunan (yoy) per Mei 2024 atau di kisaran target 1,5-3,5 persen. Meski demikian, dia memperingatkan pemerintah dan otoritas terkait perlu mewaspadai dampak pelemahan nilai rupiah terhadap dollar AS yang menyentuh angka 16.400 rupiah per dollar AS.

"Dampaknya bisa menjalar ke harga bahan pangan dan energi. Ekonomi domestik masih bergantung pada impor bahan pangan terutama beras," tegasnya dalam diskusi Indef bertema Presiden Baru, Persoalan Lama, di Jakarta, Selasa (25/6).

Esther menjelaskan penguatan dollar AS terhadap rupiah sudah terlihat dampaknya pada 2023 ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), baik subsidi dan nonsubsidi. Angka penugasan BBM ini membengkak di APBN.

Selain itu, bahan pangan masih sangat rentan terhadap kenaikan harga. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim dan anomali cuaca yang nampaknya belum bisa dimitigasi dengan baik oleh pemerintah sehingga mempengaruhi produksi beras yang rendah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top