Waspadai Penurunan Surplus
Badan Pusat Statistik
Sementara itu, Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudisthira, mengatakan tren penurunan surplus perdagangan terjadi akibat moderasi pada harga komoditas ekspor utama, terutama minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar internasional dan koreksi harga batu bara dibanding bulan sebelumnya. Dia menambahkan penurunan permintaan CPO, untuk bahan baku industri pengolahan, sangat terkait dengan ancaman resesi global.
Lebih lanjut, Bhima menambahkan permintaan batu bara tahun depan berpotensi turun akibat ancaman resesi meskipun krisis energi kini berlangsung di zona euro. Menurutnya, price reversal dari harga komoditas bisa menekan surplus perdagangan pada Oktober ini.
"Impor migas tidak bisa hanya dilihat turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya (Agustus 2022), tetapi jika dibandingkan satu tahun terakhir, fakta bahwa impor migas naik 83,5 persen year on year perlu diwaspadai meski ada kebijakan kenaikan harga BBM, kenaikan defisit migas tetap tinggi," tandasnya.
Dia menambahkan per Januari-September 2022, defisit migas menembus 18,8 miliar dollar AS. Bahkan, angka tersebut melampaui posisi pada Januari-Desember 2021 sebesar 13,2 miliar dollar AS.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya