Waspadai Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti
Foto: antaraMitigasi bencana hidrometeorologi pada akhir 2024 ini sangat mendesak dilakukan, mengingat adanya potensi moblitas sekitar 110,67 juta orang selama periode Nataru 2024–2025.
JAKARTA – Pemerintah memitigasi bencana hidrometeorologi yang bertepatan periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Ini merupakan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca, seperti curah hujan, angin, dan kelembapan.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menerima kunjungan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, di Kantor Kementerian PU, Jumat (29/11). Pertemuan ini membahas mitigasi bencana hidrometeorologi yang bertepatan dengan arus Nataru, mitigasi gempa megathrust dan koordinasi penanganan Gunung Lewotobi.
Wamen Diana mengatakan untuk bersiap menghadapi arus Nataru 2024–2025 dan puncak musim hujan. “Pada akhir tahun menjelang Nataru, kita harus mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan puncak musim hujan terutama di pertengahan Desember hingga awal Januari. Teman-teman Bina Marga saya mohon bisa melakukan pengecekan drainase di jalan supaya tidak terjadi penyumbatan yang bisa mengakibatkan banjir melimpah ke jalan. Di Bina Marga agar bisa menyiapkan aliran air di jalan tol supaya tidak banjir,” kata Wamen Diana.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan mitigasi bencana hidrometeorologi pada akhir 2024 ini sangat mendesak dilakukan. “Kami perlu sampaikan bedanya dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2020 hanya cold surge saja, tahun lalu hanya Madden-Julian Oscillation (MJO). Namun, pada tahun ini yang dihadapi tidak hanya satu faktor saja, ada MJO, cold surge, La Nina lemah dan puncak musim hujan di Pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan,” ungkap Dwikorita.
Sementara untuk antisipasi gempa megathrust, Dwikorita menekankan Kementerian PU bisa melakukan pengawasan kekuatan bangunan untuk menghadapi gempa berkekuatan 8,7 skala Richter (SR), terlebih di zona megathrust seperti di Lampung, Sumatera Selatan, dan Banten.
Mobilitas Masyarakat
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan periode Nataru dimulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Kemenhub memperkirakan mobilitas masyarakat selama periode tersebut mencapai110,67 juta orang.
"Sebagian besar pergerakan terjadi di Pulau Jawa, termasuk aglomerasi. Jumlah inilah yang kami antisipasi," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, dalam keterangan di laman resmi Kemenhub.
Dudy menambahkan puncak arus pergi pertama diprediksi terjadi pada 24 Desember 2024, sementara puncak arus pergi kedua pada 31 Desember 2024. Kemudian, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 1–2 Januari 2025.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Perhubungan, Elba Damhuri, Rabu (27/11), menyampaikan pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik selama peridoe Nataru 2024–2025. Penyesuaian tarif penerbangan tersebut, menurut dia, berlaku selama 16 hari dari 19 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025 untuk tiket pesawat yang belum terjual.
"Pemerintah sepakat menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik sebesar 10 persen saat Nataru di seluruh bandara di Indonesia," kata Elba.
Sementara itu, maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) akan menurunkan harga tiket penerbangan khusus rute domestik mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menyebutkan upaya menurutkan harga tiket ini untuk membantu masyarakat dalam rangka mengurangi beban perjalanan jelang periode libur panjang akhir tahun. Hal ini juga sekaligus mendukung pemulihan sektor ekonomi, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Kenali Gejala Ginekomastia, IDI Kota Purbalingga Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat
- IDI Kota Semarang Berikan Informasi Pengobatan Bagi Penderita Gangguan Tidur yang Tepat
- IDI Kota Ungaran Ungkap Penyebab Alergi Telur dan Cara Pengobatannya
- Tingkatkan Pendapatan Daerah Melalui Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
- Anak Sering Alami Alergi Dingin? Ini Gejala dan Cara Pengobatan yang Tepat Menurut IDI Kabupaten Kebumen