Kamis, 06 Mar 2025, 01:10 WIB

Warga Mengeluh Tak Ada Peringatan Dini

Sejumlah warga berenang di kawasan banjir Pengadegan, Jakarta, dengan ketinggian air setinggi orang dewasa, Rabu (5/3).

Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri.

JAKARTA – Jakarta sudah menjadi langganan banjir. Namun ada yang aneh, masyarakat mengeluh tidak ada peringatan dini setiap banjir. Ini termasuk banjir akbar Selasa (4/3). Sejumlah warga Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mengakui tak ada alat peringatan dini banjir sebagai antisipasi bencana.

“Tak ada peringatan dini. Informasi cuma dari pak RT,” kata warga RT 07/RW01 bernama Kartini saat ditemui di lokasi banjir Pengadegan Jakarta, Rabu. Kartini mengatakan pada tahun 2020, alat peringatan dini berupa toa yang dipasang di Kantor Kelurahan Pengadegan berfungsi dengan baik.

Pada waktu itu, dia beserta keluarga yang sudah tinggal selama 10 tahun di sana terbiasa berkemas usai adanya informasi banjir. “Tahun 2020 ada alatnya. Kita bisa langsung ngungsi,” ujarnya. Maka, Kartini menyarankan sebaiknya peringatan dini banjir kembali diterapkan atau bisa juga informasi perkiraan banjir disebarkan melalui tingkat RT.

Sementara itu, warga RT06/RW01 bernama Eti mengaku melihat informasi prediksi banjir dari pemberitaan televisi maupun media sosial. “Udah tahu akan banjir. Karena infonya Senin udah siaga satu di Bogor. Jadi, siap-siap aja,” ujar Ety.

Ety berkali-kali memastikan apakah benar informasi tersebut hingga akhirnya benar terjadi. Dia menambahkan banjir mulai masuk ke rumahnya Selasa (4/3) pagi pukul 08.00 WIB. Keluarganya sempat mengungsi di rumah tetangga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat Rabu hingga pukul 13.00 WIB, ada empat rukun tetangga (RT) di Pengadegan, yang masih terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD Jakarta, August Hamonangan menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan rusak dan tidak berfungsi. August mengkritik ketidakmampuan Pemprov Jakarta memastikan alatnya berfungsi optimal. “Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendung Katulampa, saat itu sudah mencapai titik kritis,” tambah August Hamonangan.

Untuk itu, dia minta Pemprov Jakarta memastikan kesiapan alat-alat peringatan dini banjir untuk masa mendatang agar berfungsi baik. Ia juga menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: