Viral, Gunung Everest Ditutupi 'Lautan' Sampah
video viral baru-baru ini yang menunjukkan tumpukan sampah berserakan di base camp Gunung Everest.
Foto: IstimewaKATHMANDU - Berdiri di ketinggian 29.032 kaki, gunung tertinggi di dunia, Everest, telah menjadi tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia, terungkap dalam video viral baru-baru ini yang menunjukkan tumpukan sampah berserakan di base camp Gunung Everest. Video tersebut dibagikan di Instagram oleh Tenzi Sherpa (@tenzi_sherpa1999), yang telah menjadi pemandu trekking Everest sejak 2019.
Dilansir oleh Newsweek, rekaman itu diambil hanya beberapa hari sebelum peringatan 70 tahun pendakian Edmund Hillary dan Tenzing Norgay di Everest, pada 29 Mei 1953. Mereka adalah orang pertama yang dipastikan mencapai puncak gunung itu.
"Saya pikir pemerintah harus membuat aturan ketat bagi mereka yang meninggalkan sampah (di Gunung Everest), dan proyek kampanye pembersihan yang lebih efektif harus diadakan," kata Tenzi Sherpa.
Rekaman terbaru, yang diambil pada 17 Mei, menunjukkan tumpukan sampah tersebar di base camp. Ini digunakan oleh pendaki selama pendakian dan penurunan Everest, dengan dipenuhi oleh tenda. "Kamp paling kotor yang pernah saya lihat," kata Tenzi Sherpa dalam keterangan yang dibagikan dengan unggahan tersebut, yang telah ditonton lebih dari 91.400 kali .
"Kita bisa melihat banyak tenda, botol oksigen kosong, mangkuk baja, sendok, bantalan sanitasi," tulisnya, menambahkan bahwa berbagai perusahaan meninggalkan logo dan tenda mereka.
Tenzi Sherpa mengatakan kepada Newsweek bahwa pendaki yang meninggalkan sampah harus dijatuhi sanksi dilarang mendaki "seumur hidup" tidak hanya Everest tetapi semua gunung lainnya.
"Saya merasa sangat sedih setiap saat," tulis pendaki gunung itu dalam keterangan video, setelah "berkali-kali" menyaksikan sampah dalam pendakiannya bersama kelompok ekspedisi.
"Saya ingin meminta pemerintah untuk menghukum perusahaan yang meninggalkan sampah mereka di gunung. Ini adalah masalah besar yang kita semua hadapi," ujarnya memperingatkan.
Video tersebut juga menjadi viral dalam tweet yang dibagikan oleh Supriya Sahu , kepala sekretaris tambahan India untuk Departemen Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim, dan Hutan untuk pemerintah Tamil Nadu. Dia berbagi sentimen yang sama tentang adegan "memilukan" di Everest.
"Ketika manusia bahkan tidak membiarkan Gunung Everest membuang sampah dan polusi plastiknya. Sungguh memilukan," tulis Sahu dalam ungghan yang membagikan video tersebut, telah ditonton 129.000 kali.
Sampah Everest Menjadi 'Lebih Buruk'
Semua pendaki Everest diharuskan membayar deposit 4.000 dolar AS, yang akan dikembalikan oleh pemerintah Nepal jika Anda membawa kembali 8 kilogram (sekitar 18 pon) sampah saat turun kembali. Menurut National Geographic Society, ini dilaporkan jumlah rata-rata yang dihasilkan satu orang selama pendakian di gunung itu.
Sebuah laporan dari Komite Pengendalian Polusi Sagarmatha, lembaga swadaya masyarakat setempat yang bertanggung jawab atas pengelolaan limbah di area pendakian Everest dan bagian lain wilayah Khumbu Nepal, mengatakan bahwa pada musim pendakian musim semi 2021, komite menerima 60.039 kilogram limbah dari berbagai grup ekspedisi. Ini termasuk kilogram dari Kamp Pangkalan Everest.
Total pemborosan di seluruh grup ekspedisi dari musim tersebut meliputi:
Sampah yang dapat dibakar - 25.866 kilogram
Kotoran manusia - 22.803 kilogram
Limbah dapur - 6.079 kilogram
Sampah yang tidak dapat dibakar - 5.291 kilogram
Pada 2022, Angkatan Darat Nepal dilaporkan mengumpulkan sekitar 34 metrik ton limbah dari Everest dan pegunungan lainnya sebagai bagian dari kampanye Clean Mountain. Total sampah yang terkumpul meningkat dari 10 metrik ton pada 2019 dan 27,6 metrik ton pada 2021.
Dalam keterangan videonya di Instagram, Tenzi Sherpa mencatat bahwa kampanye Clean Mountain, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, melakukan "upaya yang baik" untuk membantu membersihkan Everest.
Namun, dia menilai upaya tersebut belum cukup. Dia mengatakan kepada Newsweek bahwa "masalah besar sampah di Everest" semakin "memburuk" dan skema deposit pemerintah tidak efektif.
"Akan sulit" untuk membersihkan Everest karena pendaki dan perusahaan "selalu" meninggalkan sampah mereka, catat pemandu itu.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 3 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 4 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
- 5 KPI Minta Siaran Lagu ‘Indonesia Raya’ di Televisi dan Radio Digalakkan
Berita Terkini
- Pria Prancis Minta Maaf Usai Perintahkan Puluhan Pria Perkosa Istrinya
- BPK Raih Penghargaan Tertinggi dalam Keterbukaan Informasi Publik pada 2024
- Kejar Pertumbuhan 8 Persen, Ini Besaran Investasi yang Dibutuhkan
- Densus 88 Polri Tangkap Tiga Terduga Teroris Jaringan MIT di Palu dan Ampana
- Banjir Rob Rendam Dua RT di Kelurahan Pluit pada Kamis Siang, Petugas BPBD Terpaksa Lakukan Hal Ini