
Aset Taipan Bioteknologi Singapura Dibekukan karena Tuntutan Hukum Senilai US$ 830 Juta
Produsen Wegovy, Novo Nordisk, menuduh firma Huang, KBP Biosciences, melakukan klaim penipuan atas obat hipertensi.
Foto: IstimewaSINGAPURA - Putusan pengadilan Singapura yang dipublikasikan pada Selasa (18/2), mengatakan bahwa raksasa farmasi Novo Nordisk, menuntut ganti rugi sebanyak 830 juta dolar AS, karena merasa ditipu oleh sebuah perusahaan bioteknologi lokal tentang efektivitas obat hipertensi eksperimental.
Dikutip dari The Straits Times, putusan pada tanggal 14 Februari oleh pengadilan Niaga Internasional Singapura, atas permintaan Novo Nordisk, memerintahkan pembekuan aset di seluruh dunia milik KBP Biosciences yang berkantor pusat di Singapura dan pendirinya Huang Zhenhua,
"Pembuat obat obesitas terlaris asal Denmark, Wegovy, meluncurkan proses hukum terhadap perusahaan tersebut di New York," kata pengadilan Singapura.
Novo Nordisk membeli obat tersebut, yang disebut ocedurenone, dari KBP Biosciences yang dimiliki secara tertutup senilai 1,3 miliar dolar AS pada akhir tahun 2023.
Kurang dari setahun kemudian, perusahaan menghentikan uji klinis karena pengobatannya tidak berhasil dan mengumumkan kerugian penurunan nilai sekitar 800 juta dolar AS .
"KBP Biosciences dan pendirinya membuat Novo Nordisk yakin bahwa mereka telah
mengembangkan obat baru dan efektif untuk mengobati hipertensi dan penyakit ginjal,” bunyi putusan pengadilan Singapura.
"KBP Biosciences gagal mengungkapkan informasi material termasuk analisis sementara hasil uji klinis," kata hakim.
"Huang dapat dikatakan mengetahui dan berpartisipasi dalam misrepresentasi ini.”
Hakim menambahkan bahwa dapat diperdebatkan bahwa “KBP secara sadar gagal mengungkapkan informasi material”, termasuk analisis hasil uji coba yang menunjukkan “ketidakefektifan” ocedurenone.
Menurut laporan media, Huang, yang berasal dari Shandong, mendirikan KBP Biosciences pada tahun 2011. Ia memiliki 40 persen saham perusahaan tersebut.
Perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini memiliki kantor di Tiongkok dan Amerika Serikat.
The Business Times melaporkan pada bulan Juni 2024, Huang dan istrinya Cai Jun, yang menjadi warga negara Singapura, membeli sebuah bungalow di Jalan Tupai, di belakang kondominium Four Seasons Park dekat Orchard Road, seharga 32,5 juta dolar Singapura.
Huang adalah direktur eksekutif dan pemegang saham Sihuan Pharmaceutical Holdings Group. Perusahaan tersebut dihapus dari Bursa Efek Singapura pada tahun 2009 setelah tawaran pengambilalihan senilai 458 juta dolar Singapura. SB/
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 3 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 4 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 5 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan