Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Upaya Lestarikan Budaya, Eksistensi Cupu Panjala di Tengah Realitas Global

Foto : Istimewa

Ritual pembukaan kain yang membalut Cupu Kyai Panjala, di Dusun Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Salah satu kebudayaan di Indonesia yang diwariskan nenek moyang adalah Cupu Kyai Panjala yang terletak di Dusun Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Cupu Kyai Panjala merupakan sebuah benda magis berbentuk cawan kecil yang terdiri tiga macam cupu, yaitu Semar Tinandhu (cupu yang paling besar), Kalang Kinantang (cupu berukuran sedang), dan Kenthiwiri (cupu yang paling kecil).

Menurut siaran persnya, cupu tersebut disimpan dalam peti kecil, kemudian dibalut ratusan lembar kain mori, lalu disimpan dalam senthong tertutup yang diyakini sebagai benda berpetuah.

Kebudayaan yang menjadi identitas sosial masyarakat Desa Girisekar tersebut masih diyakini dan dilestarikan hingga saat ini. Setiap tahun, terdapat ritual untuk membuka lapis demi lapis kain yang membalut Cupu Kyai Panjala yang dilaksanakan pada hari Senin Wage malam Selasa Kliwon mangsa Kapapat bulan Jawa Dulkangidah, menjelang musim labuh atau musim bercocok tanam.

Ritual dipimpin juru kunci, Dwijo Sumarto, generasi ke-7 dari trah keturunan Kyai Sayek atau Kyai Panjala. Pada lembar kain mori tersebut ditemukan benda atau gambar yang akan dinarasikan oleh sang juru kunci dan dipercayai sebagai ramalan mengenai peristiwa yang akan terjadi satu tahun ke depan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top