Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ujian Demokrasi Lokal

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Saya kira, jika masih kita temui politikus yang kampanye dengan cara-cara delutif semacam tersebut, maka kita layak ragu. Apakah yang mencalon menjadi wakil rakyat kita itu orang, atau undur-undur? Kuno pun seperti kata yang kurang pas disematkan, tapi mundur, ya!
Sebab pemimpin terdahulu di zaman dahulu sekalipun seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim, Muhammad Natsir, Tan Malaka, Buya HAMKA dan lainnya yang jadi pemimpin, tidak ada repot kampanye dengan cara begituan. Kampanye mereka adalah pergerakan itu sendiri.

Mereka terjun langsung ke kantong persoalan. Memberdayakan masyarakat, mengorganisasir untuk menyelesaikan masalah, dan menentang penguasa korup yang menjajah. Alih-alih sibuk memasang baliho dan memaku spanduk-spanduk.

Apabila masyarakat tidak menemukan pemimpin seperti itu pada pemilu yang akan datang, maka hanya ada dua kemungkinan dalam satu tema pemilu tak berkualitas yang kita jalani ini.

Pertama, jumlah golput akan melipat. Kedua, pemilih bakal menjadikan pemilu sebagai ajang balas dendam. Tujuan mereka datang ke tempat pemungutan suara bukanlah untuk memilih sosok yang diinginkannya, bisa jadi mencoblos calon yang tidak diinginkan.


Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top