![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Trump Hentikan Tarif untuk Jutaan Paket Bernilai Rendah dari Tiongkok
Paket-paket terlihat ditumpuk di depan pintu sebuah rumah di Upper Darby, Pennsylvania.
Foto: APWASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menghentikan sementara penerapan tarif pada paket bernilai kecil yang datang dari Tiongkok.
Keputusan itu tampaknya untuk memberi waktu kepada lembaga federal untuk menyelesaikan cara memproses jutaan pengiriman semacam itu yang datang melalui perbatasan AS setiap hari tanpa membayar pajak.
Perintah eksekutif Presiden Trump yang ditandatangani pada Rabu (5/2) tersebut tidak menyebutkan kapan jeda tersebut akan berakhir, namun dikatakan jeda akan berakhir ketika Departemen Perdagangan dapat menerapkan “sistem yang memadai” untuk “memproses dan mengumpulkan pendapatan tarif secara penuh dan cepat”.
"Ini menunjukkan bahwa kita bergerak cepat, dan implikasinya belum sepenuhnya dipahami ketika beberapa regulasi ini diberlakukan," kata John Lash, wakil presiden grup strategi produk di platform rantai pasokan e2open, seraya menunjukkan bahwa perintah Trump mempengaruhi sejumlah besar paket kecil, banyak di antaranya sedang dalam perjalanan.
“Volume-nya sungguh luar biasa,” kata Lash.
“Dan tiba-tiba, mereka berubah dari tidak memerlukan pelaporan (tarif) ... menjadi benar-benar memerlukan pelaporan lengkap, yang merupakan tugas yang rumit.”
Mengakhiri pengecualian tarif pada paket berbiaya rendah dari Tiongkok mendapat dukungan bipartisan yang luas di Washington, dan Trump membatalkannya ketika ia menaikkan tarif pada barang-barang Tiongkok sebesar 10 persen awal minggu ini.
Barang yang dikirim melalui paket bebas bea tidak hanya dikenakan tarif yang ada saat ini - 25 persen untuk banyak produk Tiongkok - tetapi juga tarif baru sebesar 10 persen.
Hal ini menandai jeda lain dalam kebijakan Trump selama beberapa minggu dalam pemerintahan keduanya, termasuk perintah untuk mengenakan tarif pada Meksiko dan Kanada yang ditangguhkan setelah kedua negara sekutu AS mengambil langkah-langkah untuk meredakan kekhawatirannya tentang keamanan perbatasan dan perdagangan narkoba.
Layanan Pos AS, yang akan dibebani dengan pemungutan tarif untuk paket-paket kecil, pada hari Selasa engumumkan tidak akan menerima paket dari daratan Tiongkok dan Hong Kong, tetapi kemudian membatalkan keputusan tersebut keesokan harinya.
Dikatakan, mereka akan bekerja sama dengan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan untuk menerapkan proses pemungutan tarif baru.
“Itu adalah salah satu hal di mana Anda melakukan perubahan dengan sangat cepat sehingga membuat orang tidak siap,” kata Lash.
Diperkenalkan pada tahun 1938, apa yang disebut pengecualian de minimis dimaksudkan untuk memfasilitasi aliran paket-paket kecil yang nilainya tidak lebih dari 5 dollar AS, yang setara dengan sekitar 106 dollar AS saat ini.
Ambang batas meningkat menjadi 200 dollar AS pada tahun 1994 dan 800 dollar AS pada tahun 2016. Namun, peningkatan pesat e-commerce lintas batas, yang didorong oleh Tiongkok, telah menantang maksud dari aturan pengecualian bea cukai yang telah berlaku selama puluhan tahun.
Ekspor paket bernilai rendah dari Tiongkok melonjak hingga 66 miliar dollar AS pada tahun 2023, naik dari 5,3 miliar dollar AS pada tahun 2018, menurut laporan yang dirilis minggu lalu oleh Congressional Research Service. Dan pasar AS telah menjadi tujuan utama.
Pada tahun 2023, untuk pertama kalinya, lebih dari 1 miliar paket semacam itu melewati bea cukai AS, naik dari 134 juta pada tahun 2015.
Pada akhir tahun lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan mengatakan pihaknya memproses sekitar 4 juta pengiriman kecil setiap hari, banyak di antaranya berasal dari Tiongkok melalui platform ritel daring seperti Shein dan Temu.
Para kritikus mengatakan praktik tersebut tidak hanya memungkinkan penghindaran tarif, tetapi juga aliran produk yang tidak aman seperti barang palsu dan obat-obatan terlarang ke AS.
Para pendukung berpendapat bahwa hal itu membantu menjaga harga tetap terjangkau bagi konsumen AS dan usaha kecil.
Setelah Trump mencabut pengecualian tersebut, sejumlah analis mencatat bahwa perubahan kebijakan tersebut dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi dan keterlambatan pengiriman karena petugas bea cukai AS harus menangani gempuran paket yang harus diperiksa.
“Kita berbicara tentang jutaan paket setiap minggu yang saat ini pada dasarnya diperlakukan seperti pengiriman domestik,” kata Neil Saunders, direktur pelaksana firma riset GlobalData.
Ia mengatakan Temu telah menyesuaikan diri dengan meningkatkan kemampuan pergudangannya di AS selama tahun lalu dan mengirimkan produk dalam kontainer.
Lash mengatakan berakhirnya aturan pengecualian de minimis akan mengubah model e-commerce lintas batas ketika tarif dan pengarsipan dokumen menaikkan biaya, yang mendorong penjual luar negeri untuk beralih ke pengiriman massal.
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
Berita Terkini
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia
-
110 Ribu Akun Berpartisipasi Pilih Desain Jersey Timnas
-
Lisa BLACKPINK Rilis Lagu Baru Bareng Doja Cat & RAYE
-
Rayakan Valentine, Soundcore Tawarkan Paket Audio Two in One