Transisi Energi Belum Cepat Merespons Urgensi Krisis Iklim
KTT COP26
Pemangkasan emisi keempat negara tersebut dinilai akan cepat membantu upaya global untuk mewujudkan zero emission pada 2050 yang menjadi tujuan utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 PBB yang masih berlangsung di Glasgow, Skotlandia.
CIF dalam pernyataannya menyebut Program Percepatan Transisi Batu Bara (ACT) adalah program pertama yang menyasar negara-negara berkembang yang kekurangan sumber untuk membiayai peralihan dari batu bara. Langkah tersebut dianggap penting guna membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius atau 2,7 derajat Fahrenheit pada 2030.
Afrika Selatan, pada Selasa lalu, mengumumkan sebagai negara pertama yang akan menjadi penerima bantuan pertama.
Pembakaran batu bara, sumber tunggal terbesar kenaikan suhu global, menghadapi tantangan kompetitif dari sumber energi terbarukan dengan jumlah pembangkit batu bara yang diperkirakan tumbuh lebih dari dua per tiga secara global pada 2025.
"Batu bara adalah sumber energi beremisi tinggi yang bertentangan dengan masa depan yang ramah iklim," kata Presiden Direktur CIF, Mafalda Duarte.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya