Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 03 Okt 2022, 11:52 WIB

Tragedi Kanjuruhan jadi Kerusuhan Sepak Bola Paling Mematikan Kedua di Dunia

Kerusuhan di Stadion Kathmandu Hailstorm, Kathmandu, Nepal.

Foto: WION

Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) yang menewaskan ratusan orang memperpanjang daftar insiden paling mematikan di dunia sepak bola.

Pertandingan sepak bola memang kerap diakhiri dengan kericuhan yang berujung pada tragedi yang mematikan di stadion. The New York Times merangkum sering kali kerusuhan itu dipicu oleh kekerasan massa yang kerap diperparah oleh respons polisi yang tidak kompeten.

Berikut adalah beberapa kerusuhan berujung kematian dengan jumlah korban tewas terbanyak di dunia.

1. Estadio Nacional, Lima, Peru

Bencana stadion terburuk di dunia terjadi tepat 50 tahun lalu di ibu kota Peru, Lima. Lebih dari 300 orang tewas dan dan lebih dari 500 orang cedera dalam kerusuhan yang dipicu oleh keputusan wasit yang membatalkan gol penyama kedudukan Peru di menit-menit akhir ketika melawan melawan Argentina dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade.

Dengan kondisi stadion hampir penuh, pertandingan yang digelar pada 24 Mei 1964 itu berujung kematian ketika sejumlah penggemar menyerbu lapangan Estadio Nacional, sementara yang lain melemparkan benda ke arah polisi.

Berniat menenangkan massa, aparat kepolisian lantas melemparkan granat gas air mata, membuat massa yang panik masuk ke koridor pintu keluar yang terkunci. Sebagian besar dari mereka yang tewas diinjak-injak sementara yang lain tewas ditembak polisi.

2. Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia

Setidaknya Dinas Kesehatan Kota Malang melaporkan 127 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Sementara Menko PMK Muhadjir Effendy melaporkan jumlah korban tewas mencapai 125 orang, sementara 302 orang lainnya mengalami luka ringan, dan 21 orang menderita luka berat dalam kerusuhan.

Kericuhan itu terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata kepada suporter yang menyerbu lapangan usai tuan rumah Arema FC kalah 2-3 dari rival sengit di stadion yang penuh sesak.

Saat kepanikan menyebar, ribuan orang melonjak menuju pintu keluar stadion Kanjuruhan, menyebabkan banyak dari mereka yang mati lemas.

Presiden FIFA Gianni Infantino bahkan menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai "tragedi yang sulit dibayangkan".

"Ini adalah hari yang gelap dan tragedi yang sulit dibayangkan bagi semua yang terlibat dalam sepak bola. Duka cita mendalam untuk keluarga dan rekan-rekan korban yang kehilangan nyawa dalam tragedi tragis ini," ujar Gianni Infantino.

3. Accra Sports Stadium, Accra, Ghana

Layaknya dua tragedi di atas, kondisi Accra Sports Stadium menjadi tak terkendali ketika polisi mulai menembakkan gas air mata ke tribun penonton sebagai respon atas tindakan penggemar Kumasi Asante Kotoko yang kala itu mulai melempar benda ke lapangan saat tim mereka tertinggal dari rival utama mereka, Hearts of Oak.

Alhasil, 126 orang dilaporkan meninggal pada tanggal 9 Mei 2001. Wakil menteri olahraga Ghana, Joe Aggrey, mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin penggunaan gas air mata menyebabkan bencana.

"Saya hancur," katanya.

4. Hillsborough, Sheffield, Inggris

Sebanyak 96 penggemar Liverpool tewas di Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris, ketika hendak menyaksikan Liverpool dan Nottingham Forest pada 15 April 1989.

Saat banyak pendukung Liverpool membanjiri tribun stadion Leppings Lane yang penuh sesak dan berpagar, bencana pun terjadi. Segera setelah bencana, polisi menyalahkan insiden itu pada penggemar Liverpool, yang mereka duga mabuk dan tidak tertib. Selain itu, Duckenfield mengklaim bahwa para penggemar telah memaksa membuka gerbang C.

Kendati pada tahun 2009 sebuah panel independen dibentuk untuk meninjau tragedi itu. Tiga tahun kemudian, polisi diketahui telah menutup-nutupi, menyalahkan penggemar, dan memalsukan laporan dalam upaya menyembunyikan kesalahan mereka sendiri.

Panel tidak menemukan bukti bahwa alkohol-atau perilaku nakal-yang berperan dalam bencana tersebut, dan panel tersebut percaya bahwa sebanyak 41 kematian dapat dicegah dengan upaya penyelamatan yang lebih baik.

Pada 2015, Duckenfield bersaksi bahwa dia telah berbohong tentang penggemar yang membuka gerbang C. Selain itu, dia mengakui kegagalannya menutup gerbang utama yang secara langsung menyebabkan kematian. Pada tahun 2016 juri pengadilan memutuskan 96 korban telah "dibunuh secara tidak sah."

5. Kathmandu Hailstorm, Kathmandu, Nepal

Bukan karena kekerasan antar suporter, pertandingan antara tim nasional Nepal dan Bangladesh yang dijadwalkan pada 12 Maret 1988 berujung tragis karena badai es yang terjadi di dalam Stadion Nasional di Kathmandu.

Badai es membuat teror dan ketakutan di dalam stadion yang dipenuhi 30.000 penonton. Hanya satu dari delapan pintu keluar stadion yang terbuka saat para penggemar dengan cemas mencoba untuk pergi, yang membuat para penonton berteriak ketakutan.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.