Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tragedi Guru Budi

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Nilai-nilai, norma-norma, dan keyakinan manusia dibangun dari keluarga. Keluargalah yang paling dominan membentuk sikap, perilaku, dan kepribadian manusia. Sebagaimana cerita Kaisar Nero tadi, kegilaannya tidak muncul tiba tiba. Ibunya pun juga seseorang yang haus kekuasaan. Tak heran kemudian, justru Nerolah membunuh ibunya sendiri.

Tugas mendidik bukan hanya kewajiban institusi pendidikan. Banyak orang tua yang berpikiran, mendidik hanya tugas sekolah. Kalau sudah di sekolah, ya tugas mereka merasa selesai. Kalau ada kesalahan anak, orang tua menyalahkan sekolah. Mereka tak mau menengok diri. Mereka tak mau memperbaiki cara asuh dalam keluarga.

RA Kartini (1879-1904) pernah mengatakan, "Sekolah-sekolah saja tidak dapat memajukan masyarakat, tetapi keluarga di rumah juga harus turut bekerja. Lebih-lebih dari rumahlah, kekuatan mendidik berasal." Dari sini, dapat dipahami bahwa kehadiran pendidikan keluarga sangat dibutuhkan.

Maka, ketika lembaga pendidikan belum bisa maksimal dalam menanamkan nilai-nilai moral anak, keluarga harus mengambil peran. Derasnya arus demoralisasi akibat gerak dinamika sosial budaya, teknologi komunikasi dan informasi membawa ekses luar biasa bagi anak. Maka, keluarga adalah agen untuk menciptakan kondisi ramah bagi penanaman nilai-nilai moral, kebiasaan dan perilaku anak dalam kehidupan pribadi maupun sosial masyarakat.

Orang tua sebagai pendidik pertama anak bertanggung jawab atas terbentuknya segala karakter. Perhatian orang tua harus mampu menyediakan pendidikan yang tepat membentuk karakter anak sejak dini. Sebab, karakter anak di masa mendatang cerminan pendidikan masa kecil.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top