Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mapeed Bali

Tradisi Syukuran yang Beda Pelaksanaan Sama Tujuan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Suwantha menegaskan, Mapeed setiap pujawali ini pantang ditiadakan. Selain mempertahankan tradisi, sekaligus bentuk pelestarian budaya. Ia mengingatkan krama desa untuk mempertahankan payas yang sudah menjadi pakem Sukawati. Salah satunya penggunaan kancut belakang bagi peed dewasa putri. "Karena sifat payas Bali yang dinamis, dulu memang sempat payas modifikasi mendominasi. Tapi perlahan mulai kita perbaiki," jelasnya.

Pihaknya menerjunkan secara khusus Paiketan Istri Prajuru Adat dan PKK Desa untuk memberikan pembinaan pada krama yang akan Mapeed. Mereka diminta supaya mempromosikan payas Bali, dengan pakem Sukawati yang sederhana. "Sehingga dari segi biaya ini terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," katanya. pur/R-1

Tetap Lestari dan Rutin Dilaksanakan

Tradisi menjunjung banten secara beriringan ke pura ini hingga kini masih lestari dan rutin dilaksanakan seluruh krama banjar se-Desa Pejeng. Dulu tradisi ini hanya dilakukan krama di wilayah Jero Kuta Pejeng. Dalam beberapa tahun belakangan, Banjar Panglan dan Banjar Pedapdapan pun turut melakukan tradisi Mapeed saat piodalan di Pura Penataran Sasih.

Bak parade budaya, iring-iringan para penjunjung banten menuju pura kerap menjadi tontonan masyarakat Pejeng maupun wisatawan mancanegara. Mungkin karena itu pula krama banjar berlomba menampilkan banten terbaiknya saat Mapeed, untuk dihaturkan ke pura.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top