Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mapeed Bali

Tradisi Syukuran yang Beda Pelaksanaan Sama Tujuan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ratusan krama lanang maupun istri berjalan secara beriringan mengenakan payas Bali. Anak-anak, remaja, ibu PKK hingga lansia antusias mengikuti prosesi ini dengan berjalan kaki mulai dari Pura Dalem hingga Pura Beji Cengcengan yang merupakan perbatasan Desa Sukawati dengan Desa Guwang.

Nilai sakral tradisi ini terletak pada tujuan Mapeed yakni mendak tirta atau toya ning di Pura Taman Beji. Selanjutnya, air suci ini dipergunakan selama pujawali berlangsung. Pujawali berlangsung selama empat hari. Selama empat hari itu pula digelar tradisi Mapeed. "Jadi, setiap hari selama pujawali ada peed saat sore hari," kata I Nyoman Suwantha, Bendesa Pakraman Sukawati.

Seperti mapeed di tempat lainnya, prosesi di Desa Sukawati diawali dengan barisan lelontekan, tedung, pasepan, dan sarana upacara lainnya. Sementara krama lanang maupun istri yang berhias menggunakan payas Bali mengambil posisi di tengah. Bagian paling belakang iringan peed ini adalah sekaa gong.

Krama desa pakraman di masing-masing banjar melangsungkan prosesi ini secara bergantian. Di Sukawati diistilahkan sebagai krama penyatusan. "Kami ada 12 banjar, yang masuk 4 satusan. Hari pertama yang Mapeed Satusan Tebuana. Hari kedua Satusan Palak, hari ketiga Satusan Telabah dan saat nyimpen Satusan Gelumpang,'' jelasnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top