Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transisi Energi

Tiongkok Segera Realisasikan PLTB Lepas Pantai Terbesar di Dunia

Foto : ANTARA

Turbin angin lepas pantai di Tiongkok

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Energi merupakan kebutuhan mendasar yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu negara yang aktif berperan dalam melakukan transisi energi di negaranya adalah Tiongkok.

Tiongkok baru-baru dilaporkan tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) lepas pantai terapung komersial terbesar di dunia di pesisir Hainan. Para analis melihat langkah itu sebagai persiapan Beijing dalam menyambut pertumbuhan energi terbarukan.

Proyek dengan memiliki kapasitas 1 gigawatt (GW) tersebut dibangun oleh perusahaan milik negara, PowerChina, dan akan menghasilkan tenaga sekitar 11 kali lebih banyak daripada PLTB terapung terbesar saat ini di Norwegia.

Kantor Berita resmi Tiongkok melaporkan pada akhir Desember, proyek itu akan dibangun dalam dua tahap, yang pertama dengan kapasitas 200 megawatt (MW) akan dibangun pada 2025, dan 800 MW sisanya selesai pada 2027.

Dikutip dari The Straits Times, tidak seperti PLTB lepas pantai konvensional yang membutuhkan menara panjang untuk turbin berlabuh ke dasar laut, ladang angin terapung ini akan memiliki turbin yang mengapung di permukaan laut. Ini juga berarti PLTB dapat ditempatkan lebih jauh ke laut di mana kecepatan angin lebih besar.

Menurut analis energi terbarukan di perusahaan konsultan Trivium yang berbasis di Beijing, Cosimo Ries, industri energi angin lepas pantai Tiongkok berkembang sangat cepat dan akan kehabisan ruang di dekat pantai di beberapa titik.

"Jadi tidak dapat dihindari bahwa angin lepas pantai yang mengambang harus lepas landas," katanya, seraya menambahkan bahwa proyek-proyek ini menjanjikan potensi besar untuk perluasan tenaga angin.

Namun, dia juga menunjukkan bahwa karena tantangan teknologi dan teknik yang terlibat dalam pembangunan turbin angin terapung, biaya listrik yang dihasilkan dapat mencapai empat kali lipat dibandingkan dengan proyek angin tradisional yang dipasang di dasar laut.

Di situlah megaproyek seperti yang sedang dibangun oleh PowerChina, karena mereka membantu mengembangkan keahlian dan skala yang diperlukan untuk menurunkan biaya.

"Proyek seperti ini sangat penting untuk menentukan apakah itu bisa terjadi; seberapa cepat biaya dapat ditekan," kata Ries.

Menurut para ahli, ini juga merupakan sinyal yang jelas bahwa pertumbuhan energi terbarukan seperti tenaga angin dan matahari semakin cepat di Tiongkok.

Administrasi Energi Nasional telah menetapkan target untuk memasang sekitar 65 GW tenaga angin dan 98 GW tenaga surya tahun ini, atau gabungan lebih dari 160 GW, menurut angka yang dirilis selama konferensi kerja tahunannya pada 30 Desember.

Jika mencapai tujuan ini, akan meningkat 35 persen dari target tahun 2022 sebesar 120GW tenaga angin dan matahari. Tiongkok telah menetapkan tujuan untuk mencapai 1.200 GW dari total kapasitas terpasang tenaga angin dan matahari pada tahun 2030.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top