![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Tiongkok Mendukung Upaya Trump dan Putin Selesaikan Krisis Ukraina
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun
Foto: ANTARA/Desca Lidya NataliaBEIJING- Pemerintah Tiongkok menyatakan dukungannnya pada semua upaya penyelesaian krisis Ukraina termasuk tindakan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Russia Vladimir Putin.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun dalam pernyataannya di Beijing, Jumat (14/2) mengatakan untuk krisis Ukraina, Tiongkok percaya bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar yang layak dari krisis.
“Tiongkok mendukung semua upaya yang mendukung penyelesaian krisis secara damai,” kata Jiakun seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, dalam percakapan telepon pada Rabu (12/2), Presiden Donald Trump mengatakan ia dan Presiden Russia Vladimir Putin sepakat untuk menghentikan perang di Ukraina.
Trump mengatakan dalam platform media sosialnya, Truth Social, bahwa dia dan Putin “sepakat untuk bekerja sama, sangat erat, termasuk saling mengunjungi negara masing-masing. Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi, dan kami akan mulai dengan menelepon Presiden (Volodymyr) Zelenskyy dari Ukraina, untuk memberi tahu dia tentang percakapan itu”.
“Russia dan AS merupakan negara besar yang berpengaruh. Tiongkok senang melihat peningkatan komunikasi dan dialog antara Russia dan AS mengenai sejumlah isu internasional,” kata Jiakun dalam konferensi persnya di Beijing, Kamis (13/2).
Tiongkok tegas Jiakun juga berkomitmen mempromosikan penerapan perundingan demi perdamaian serta terus menjaga komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik atas krisis Ukraina.
“Sehari setelah pecahnya konflik, Presiden Xi Jinping mengusulkan untuk menemukan penyelesaian politik melalui dialog,” ungkap Jiakun.
Dalam situasi seperti saat ini, semua pihak kata Jiakun harus tetap tenang, menahan diri, dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memperluas atau memperumit krisis.
“Kami mengimbau pihak-pihak terkait untuk membangun arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan melalui dialog dan konsultasi, serta menemukan solusi yang benar-benar kondusif bagi keamanan jangka panjang di Eropa,” kata Jiakun.
Keanggotaan Ukraina di NATO
Terkait dengan upaya pembicaraan krisis Ukraina, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz dan utusan khususnya Steve Witkoff ditunjuk Trump untuk memimpin negosiasi dengan Russia dan Ukraina.
Witkoff dilaporkan telah berbicara dengan sekutu dekat Presiden Russia Vladimir Putin sebelum perjalanannya ke negara itu.
Trump juga menegaskan kembali klaimnya bahwa perang Russia-Ukraina tidak akan pernah dimulai jika dia menjabat presiden AS kala itu.
Dia juga berterima kasih kepada Putin atas pembebasan Marc Fogel, warga negara Amerika yang berada di balik jeruji besi Russia sejak 2021, dan kemudian dibebaskan oleh Moskow pada Selasa (11/2).
Sebelumnya Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO bukanlah hasil yang layak dari setiap potensi negosiasi dengan Russia.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025