Tingkatkan Pelayanan, Kemenkes Sediakan 2.500 Beasiswa Kedokteran Guna Pemerataan Dokter
Dokter ahli memeriksa gigi dan mulut pasien di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Kamis (2/2/2023). Kementerian kesehatan terus berupaya memenuhi kebutuhan dan pemerataan dokter spesialis di seluruh pusat kesehatan daerah terutama milik Pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.
Foto: ANTARA/Irwansyah PutraJakarta - Tingkatkan pelayanan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan 2.500 beasiswa untuk dokter dan tenaga kesehatan dalam dan luar negeri, guna pemerataan kebutuhan dokter, dokter spesialis, dan fellowship di Indonesia.
Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan melalui beasiswa ini pemerintah ingin mempercepat produksi dokter dan dokter spesialis untuk mengatasi kekurangan dokter.
"Diperlukan sistem yang baru untuk meningkatkan jumlah produksi dan upaya pemerataan dokter di semua kabupaten/kota di Indonesia," ujar Syahril.
Syahril mengatakan masyarakat terbatas untuk mendapatkan akses kepada dokter. Indonesia saat ini masih mengalami kekurangan dokter spesialis yang berakibat pada antrian pasien yang panjang untuk mendapatkan penanganan dan sulitnya akses terhadap dokter di seluruh daerah di Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya angka produksi dan tidak meratanya distribusi dokter spesialis ke seluruh fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.
Pembaruan sistem dilakukan melalui transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan. Sebagaimana telah diketahui, Kementerian Kesehatan menginisiasi transformasi kesehatan dengan 6 pilar, yakni pilar Layanan Primer, Layanan Rujukan, Pembiayaan Kesehatan, Ketahanan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.
Simplifikasi izin pendidikan kedokteran dalam mencetak jumlah tenaga kesehatan yang cukup melalui konsep piloting collegium based di 6 rumah sakit mulai Juli 2023.
"Transformasi memang tidak mudah, butuh kerja keras, cerdas, sinergi, kolaborasi, termasuk keteguhan hati dalam memulai dan menjalankannya. Hilangkan ego sektoral, kita sama-sama berpikir luas, jangka panjang, untuk kepentingan masyarakat luas," ujar Syahril.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 2 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 3 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 4 Transjakarta Beroperasi Hingga 23.00 Saat Timnas Indonesia Lawan Arab
- 5 Spanyol Ingin Tuntaskan Fase Grup UEFA Nations League dengan Kemenangan