Tingkatkan Kapasitas dan Produksi Susu, Peternak Muda Dikirim ke Belanda
Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika (tengah), Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Tri Melasari (kiri), dan Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro saat menyampaikan keterangan pers seusai menggelar Kick Off "Program Young Progressive Farmer Academy" di Kementerian Perindustrian, Jakarta Rabu, (31/5 ).
Foto: Koran Jakarta/Fredrikus Wolgabring SabiniJAKARTA - Sektor swasta berkolaborasi memberdayakan peternak muda melalui pembelajaran praktik manajemen peternakan sapi terbaik dengan ahlinya. Kali ini PT Frisian Flag Indonesia (FFI) didukung Kementerian Perindustrian memberdayakan peternak lokal melalui program Dairy Development (DD) dengan meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy.
Program ini merupakan upaya berkelanjutan untuk mengembangkan peternakan sapi perah Indonesia, menjawab isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan serta pengembangan bisnis dari skala kecil ke menengah.
Program ini berangkat dari usaha peternakan sapi perah di Indonesia yang masih didominasi usaha skala kecil yang memiliki satu sampai lima ekor sapi dengan pemeliharaan tradisional. Efeknya, produktivitas sapi perah masih di angka rata-rata 10-12 liter per ekor per hari.
- Baca Juga: Bapanas Optimistis Swasembada Pangan Tercapai Tahun Depan
- Baca Juga: Harga Telur Naik Jelang Nataru
Rendahnya penghasilan ini membuat peternak tidak fokus dan cenderung memiliki kegiatan ekonomi lainnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-60 tahun. Kondisi ini akan mengancam masa depan peternakan sapi perah dan industri susu di Indonesia.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro mengatakan, Program Young Progressive Farmer Academy adalah bagian dari komitmen FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu.
"Melalui program ini kami ingin membina peternak muda skala kecil di Indonesia agar bisnis peternak sapi perah mereka semakin berkembang. Program ini sejalan dengan tujuan perusahaan "Nourishing Indonesia to Progress", diharapkan para peternak muda yang dapat berkontribusi besar dalam mempertahankan bahkan mempercepat laju pertumbuhan sektor peternakan dan industri susu di Indonesia," ujar Andrew dalam konferensi persnya bersama Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Kemenperin, Jakarta, Rabu (31/5)
Seleksi program FFI Young Progressive Farmer Academy dilakukan secara tertutup dengan bekerjasama dengan belasan koperasi susu yang tersebar di Pulau Jawa untuk menjaring peternak muda berusia 25-35 tahun yang memiliki 5-8 ekor sapi perah laktasi, dan bernaung di bawah mitra koperasi FFI dari seluruh Indonesia. Para pemenang akan diberangkatkan ke Belanda untuk mengikuti studi banding dan pembelajaran terkait praktik manajemen peternakan sapi perah yang baik bersama peternak lokal Belanda pada September 2023.
Melalui program ini, diharapkan dalam tiga tahun ke depan, peserta FFI Young Progressive Farmer Academy dapat mengembangkan bisnisnya hingga skala medium dengan 10-20 ekor sapi perah laktasi. Diharapkan, peningkatan skala peternakan ini juga dapat mendorong kenaikan pendapatan sampai 50 persen.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, rendahnya produksi susu di dalam negeri membuat Indonesia masih sangat tergantung pada impor bahan baku susu. Saat ini hanya 20 persen bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri sehingga 80 persen sisanya masih harus diimpor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan di hulu.
Masalah utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah masih sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia (592 ribu ekor), rendahnya produktivitas sapi perah rakyat (8-12 liter/ekor/hari) dan tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu (0,5-0,6).
Selain itu, pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat (2-3 ekor per peternak), biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.
"Kemenperin mengapresiasi program FFI Young Progressive Farmer Academy dari Frisian Flag Indonesia yang bertujuan mendorong minat peternak muda menjadi profesional dan memiliki kemampuan manajemen peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan. Sebagai kontribusi nyata industri pengolahan susu, program FFI Young Progressive Farmer Academy akan mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui peningkatan skala bisnis peternak tradisional, produktivitas para peternak ini akan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Putu.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (Direktorat PPHNak) Kementerian Pertanian Tri Melasari mengatakan, program ini membantu regenerasi peternak Indonesia dan membantu upaya kita bersama untuk mencapai Blue Print Persusuan Indonesia 2013-2025 yang menargetkan produktivitas sapi perah menjadi 20 liter per ekor per hari, populasi sapi perah menjadi 1,8 juta ekor, dan produksi dalam negeri bisa memenuhi 60 persen kebutuhan susu nasional.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi menambahkan, hadirnya inisiatif semacam ini dari industri merupakan langkah strategis dalam upaya untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan ekonomi dari para peternak sapi perah. Untuk jangka panjang, program seperti Young Progressive Farmer Academy dari FFI akan berkontribusi dalam meningkatkan populasi sapi perah dan serta penyediaan susu segar dalam negeri di tanah air.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia