Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tertipu! Bukan karena NATO, Pemimpin Jerman Ungkap Rencana Sesungguhnya Putin Invasi Ukraina

Foto : Istimewa

Presiden Rusia Vladimir Putin.

A   A   A   Pengaturan Font

Kanselir Jerman Olaf Scholz menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina karena alasan yang disebutnya "benar-benar tidak masuk akal".

Pada hari Minggu (21/8) Scholz mengatakan Putin tidak pernah merasa terancam dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"NATO tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia," katanya selama dialog publik pada hari terbuka pemerintah federal, di Berlin, Jerman.

Padahal, sebelumnya Moskow telah menuduh NATO meningkatkan ekspansi ke arah timur yang merugikan kepentingan Rusia selama bertahun-tahun.

Mengutip media Jerman DW, Scholz menuturkan selama pembicaraan sebelum perang, dia sempat meyakinkan Putin bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO "dalam 30 tahun ke depan."

Namun, Scholz menyebut Putin memiliki ide yang "benar-benar tidak masuk akal". Ia menuturkan bahwa Putin mengatakan kepadanya, bahwa Belarus dan Ukraina seharusnya tidak benar-benar menjadi negara merdeka.

Scholz lantas mengutuk imperialisme Putin. Ia meyakini Putin telah merencanakan perang ini jauh sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.

"Ini adalah perang yang dimulai oleh Putin, Rusia, jelas dengan tujuan menaklukkan negara tetangganya. Saya pikir itulah tujuan awalnya," kata Scholz membandingkan tindakan Rusia dengan hari-hari awal imperialisme.

"Putin sebenarnya memiliki ide untuk menggesekkan pulpen ke seluruh lanskap Eropa dan kemudian berkata, 'Ini milikku dan ini milikmu,'" kata Scholz seraya menambahkan bahwa Jerman tidak dapat menerima itu.

Namun, Scholz mengumumkan bahwa dia tidak akan mengakhiri dialog dengan Putin.

Ketika ditanya mengapa Jerman tidak memasok pengangkut personel lapis baja ke Ukraina, Scholz mengatakan bahwa pihaknya menjelaskan pengiriman senjata jenis lain masih direncanakan.

"Jerman memasok banyak senjata dan kini dalam proses memasok peralatan paling modern dan efisien," Scholz menekankan pihaknya tengah mengkaji untuk memastikan pasokan senjata nantinya tidak akan meningkatkan eskalasi perang".

Scholz merujuk pada pengiriman tank anti-pesawat Gepard, Panzerhaubitze 2000 dan beberapa peluncur roket, serta rencana pengiriman sistem pertahanan udara Iris-T dan radar artileri Cobra.

"Itu akan segera datang. Jerman akan terus memberikan Ukraina "dengan apa yang dibutuhkan untuk pertahanannya," kata Kanselir.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top