Ternyata Warga +62 Lebih Banyak Menggunakan Internet untuk Bersenang-senang Daripada Bekerja
Foto ilustrasi. Seorang penjaga toko tampak sibuk menggunakan ponsel pintarnya, di Pasar Tunjungan, Surabaya, baru-baru ini.
Foto: Koran Jakarta / SelocahyoOSLO - Meltwater, perusahaan pemantauan media daring dari Norwegia, bersama We Are Social, baru-baru ini merilis laporannya tentang Laporan Digital Global 2024 untuk Indonesia "Statistik Media Sosial di Indonesia".
Dikutip dari situs resminya, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Oslo ini menemukan bahwa masa depan media sosial Indonesia pada tahun 2024 lebih banyak digunakan masyarakat untuk hiburan dan bersantai, daripada untuk bekerja atau mencari informasi terkait pekerjaan.
"Dengan 58,9 persen orang Indonesia menggunakan media sosial untuk bersantai, jelas bahwa platform ini sebagian besar digunakan sebagai sumber hiburan," ungkap Meltwater.
Menurutnya, sifat sosial dari platform ini semakin didukung oleh bagaimana 57,1 persen pengguna mengatakan mereka menggunakannya untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga. "Seperti yang akan kita lihat, WhatsApp adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan orang Indonesia, dengan sesi aplikasi bulanan terbanyak dan menjadi jaringan favorit pengguna."
Seperti yang disebutkan, orang Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, menemukan konten, dan bersenang-senang. Instagram, jejaring sosial kedua yang paling banyak digunakan di Indonesia, memiliki banyak fitur yang menarik bagi ketiganya. "Pengguna juga dapat tetap berhubungan dengan orang-orang terkasih, mengikuti selebritas favorit mereka, dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas ini dalam format yang menarik dan estetis, semuanya dalam satu lokasi yang nyaman," katanya.
Waktu yang dihabiskan
Sedangkan dari sisi statistik penggunaan telepon seluler di Indonesia, dengan 353,3 juta sambungan seluler, lebih banyak dari jumlah penduduk, dan tingkat penetrasi telepon seluler sebesar 126,8 persen, ponsel telah menjadi aspek penting dalam kehidupan banyak orang di Indonesia.
Namun sayangnya penggunaan internet di ponsel tetap didominasi untuk kebutuhan hiburan alias bersenang-senang.
"Rata-rata orang Indonesia menghabiskan 6 jam 3 menit di ponsel mereka setiap hari. Aplikasi untuk hiburan, yang meliputi media streaming audio dan video, menghabiskan 35,6 persen (sekitar 2 jam 9 menit) waktu di ponsel pintar, yang menunjukkan keinginan kuat untuk mengonsumsi konten multimedia."
"28,7 persen ( sekitar 1 jam 44 menit) dari waktu ini dihabiskan untuk aplikasi media sosial, yang menyoroti pentingnya platform ini untuk terhubung dan berkomunikasi. Selain itu, gim seluler memiliki banyak pengaruh dalam hal ini, karena pengguna menghabiskan 13,7 persen ( sekitar 49 menit) waktu seluler untuk bermain gim, yang menunjukkan betapa populernya gim sebagai aktivitas rekreasi. Aplikasi untuk utilitas dan produktivitas menghabiskan 11,9 persen ( sekitar 43 menit) , yang menunjukkan penggunaan perangkat seluler untuk bekerja dan bermain," ungkap Meltwater.
Sementara itu, mengingat posisinya sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia dari segi waktu, TikTok adalah aplikasi dengan pengeluaran konsumen paling menonjol. Koin TikTok adalah cara bagi pengguna untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kreator konten favorit mereka dengan membeli pembelian dalam aplikasi.
"Hal ini membuka jalan bagi pemasaran influencer , di mana pilihan influencer yang tepat dapat menghasilkan monetisasi langsung, berkat penggemar yang bersemangat untuk menghabiskan uang untuk kreator konten yang sangat dekat dengan mereka," katanya.
Sedangkan blanja konsumen di Vidio , layanan streaming video Indonesia, berada di urutan kedua setelah itu; sebagai aplikasi hiburan, ini mencerminkan jumlah waktu yang dihabiskan orang Indonesia di ponsel pintar mereka untuk tujuan tersebut.
"Streaming video terus menjadi salah satu bentuk utama aktivitas rekreasi, yang mencerminkan tren penggunaan media sosial Indonesia yang lebih luas," kata Meltwater.
Selanjutnya, bisnis dan pemasar dapat memperoleh wawasan berharga dari kebiasaan belanja pelanggan di aplikasi seluler. Pandangan mereka menyoroti nilai konten yang menghibur atau informatif yang menarik minat pengguna dan kemungkinan monetisasi melalui pembelian yang dilakukan dalam aplikasi dan langganan seperti keanggotaan.
Sedangkan TikTok, merupakan aplikasi media sosial terpopuler di Indonesia dalam hal waktu yang dihabiskan di platform tersebut, dengan rata-rata pengguna menggunakannya selama 38 jam 26 menit setiap bulan. Sementara itu, YouTube, dengan audiens iklannya yang tinggi, berada di urutan berikutnya, dengan konsumen menghabiskan waktu 31 jam 28 menit setiap bulannya di platform tersebut. WhatsApp dan Instagram berada di posisi ketiga dan keempat, masing-masing selama 26 jam 13 menit dan 16 jam 10 menit .
"TikTok mengalami peningkatan jangkauan iklan paling signifikan dari tahun sebelumnya dan juga merupakan tempat sebagian besar orang Indonesia menghabiskan waktu di media sosial."
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Menteri Pertanian Tinjau Program Swasembada Pangan 3 Provinsi di Kalimantan
- Lagi, Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Habiburokhman Duga Terkait Tambang Ilegal
- 4 Cara Mencapai Swasembada Air di Era Prabowo: Tak Harus dengan Bendungan
- FBI Menangkap Pria yang Merencanakan Serangan Bom di Bursa Efek New York
- Rose BLACKPINK dan Bruno Mars Tampil Perdana di Mama Awards, Bawakan Lagu Viral 'APT.'