Teknologi Rekayasa dengan Memanfaatkan Video
Video-video palsu telah dimanfaatkan untuk tujuan politik jahat selama bertahun-tahun, jadi tidak ada alasan untuk mempercayai video palsu yang memanfaatkan teknologi tinggi, yang terlihat lebih realistis, dan teknologi ini tidak boleh digunakan dalam kampanye disinformasi di masa depan.
Rubio mencatat pada 2009, Kedubes AS di Moskow mengajukan keberatan kepada Kementrian Luar Negeri Russia tentang video seks palsu yang ditujukan untuk merusak reputasi dari seorang diplomat AS. Video ini menunjukkan sang diplomat yang sudah menikah, yang menjadi penghubung dengan grup keagamaan dan HAM, sedang menelpon di sebuah jalanan gelap.
Video itu kemudian menunjukkan sang diplomat berada di kamar hotelnya, yang tampaknya diambil dengan kamera tersembunyi. Kemudian, video itu memperlihatkan seorang pria dan wanita berhubungan intim di kamar yang sama dengan lampu mati, meskipun tidak jelas apakah pria dalam video itu adalah sang diplomat.
John Beyrle, yang saat itu adalah Dubes AS di Moskow, menyalahkan pemerintah Russia atas tersebarnya video itu, yang ia katakan jelas-jelas sebagai rekayasa.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya