Teknologi Rekayasa dengan Memanfaatkan Video

"Saya memperkirakan di sini di AS kita akan mulai menyaksikan konten-konten dalam pemilihan sela mendatang dan pemilihan nasional dua tahun sejak saat ini. Teknologi, sudah barang tentu, tidak mengenal batas, jadi saya memperkirakan dampak dari permasalahan ini akan tersebar ke seluruh dunia." ujar Hany Farid, pakar forensik digital di Dartmouth College di Hanover, New Hampshire.

Saat orang biasa dapat menciptakan video palsu yang realistic, contohnya video presiden yang mengatakan apapun yang mereka inginkan. "Maka kita telah memasuki dunia baru di mana akan sangat sulit untuk mengetahui cara kita untuk mempercayai apa yang kita saksikan," ungkap Farid.

Demikian pula kebalikannya, akan menjadi permasalahan juga. Liputan asli akan dianggap palsu oleh orang, katakanlan kekejaman yang nyata, untuk maksud mendapatkan keunggulan politik.

Menyadari akan implikasi dari teknologi ini, US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) sudah memulai progam yang telah berjalan dua tahun dari empat tahun yang direncanakan untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendeteksi gambar dan video palsu.
Halaman Selanjutnya....