Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tekan Biaya Operasional, Operator Seluler Perlu Berkolaborasi

Foto : Istimewa

Foto BTS XL Axiata

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kompetisi antara operator telekomunikasi seluler dalam tarif untuk merebut pelanggan menciptakan iklim kurang sehat bagi industri. Hal ini membuat operator sulit berkembang karena laba dan pendapatan minim dibandingkan dengan biaya operasional

"Saat ini tarif internet di Indonesia juga tergolong murah atau nomor 12 paling murah di dunia. Harganya bahkan lebih murah dari India, yakni hanya 6.000 rupiah per 1 GB," kata Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos & Informatika (PPI) Kominfo, Aju Widyasari, dalam konferensi pers virtual Selular Congress 2022 dengan tema Winning in Digital Ecosystems, Kamis (31/3).

Tarif murah yang diterapkan operator ternyata sejalan dengan kualitas pelayanan. Speedtest Global Index menyebutkan, per Desember 2021 rata-rata kecepatan unduh internet bergerak (mobile) di Indonesia hanya 15,44 Mbps. Sedangkan kecepatan unggah sebesar 9,16 Mbps dan latensi 28 ms.

Dengan torehan angka tersebut, Indonesia disebut menjadi negara yang paling lambat dalam hal rata-rata kecepatan internet di Asia Tenggara. Indonesia tertinggal dari Kamboja dan Laos. Masing-masing negara memiliki kecepatan internet sebesar 16,37 Mbps dan 24,29 Mbps

"Jika terjadi perang, tentu ada korban yang berjatuhan. Hal ini juga berlaku saat terjadi perang tarif operator seluler di Indonesia. Tidak hanya jatuh korban, masa krisis juga akan terjadi jika para operator berebut pelanggan baru dengan cara perang tariff," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top