Taylor Swift Kembali Manggung di London Setelah Konser di Wina Batal
Bintang pop AS, Taylor Swift.
Foto: ForbesLONDON - Taylor Swift akan kembali ke panggung di London pada hari Kamis (15/8) untuk mengakhiri tur "Eras" di Eropa, seminggu setelah konser di Wina dibatalkan karena adanya ancaman serangan bunuh diri.
Sekitar 90.000 penggemar akan kembali memadati Stadion Wembley London untuk hari pertama dari lima hari penyelenggaraan, pemeriksaan tiket tambahan dan pembatasan diberlakukan.
Minggu lalu, ketiga pertunjukan Swift di ibu kota Austria dibatalkan menyusul ditemukannya rencana yang terinspirasi oleh ISIS untuk melancarkan serangan menggunakan bahan peledak dan pisau.
Tiga orang yang diduga simpatisan ISIS telah ditangkap atas tuduhan merencanakan kekejaman, yang digagalkan dengan bantuan intelijen AS.
Kepolisian Metropolitan London mengatakan "tidak ada indikasi bahwa masalah yang sedang diselidiki oleh otoritas Austria akan berdampak pada acara mendatang di London".
Juru bicara kepolisian mengatakan dalam sebuah pernyataan kepolisian bekerja sama "dengan tim keamanan di lokasi dan mitra lainnya untuk memastikan adanya rencana keamanan dan kepolisian yang tepat."
Para penggemar telah diperingatkan di situs web Wembley untuk mengantisipasi "pemeriksaan tiket tambahan" di sekitar stadion.
Tay-gating
Kembalinya Swift ke ibu kota Inggris, setelah tiga pertunjukan yang tiketnya terjual habis pada bulan Juni, terjadi dua minggu setelah tiga anak perempuan terbunuh dalam insiden penusukan di kelas tari bertema musik bintang pop itu di Inggris barat laut.
Setelah serangan itu, Swift mengatakan "benar-benar terkejut" dan "benar-benar bingung bagaimana cara menyampaikan simpati saya kepada keluarga-keluarga ini".
Dia belum mengomentari keputusan pembatalan pertunjukan di Wina.
Wali kota London Sadiq Khan mengatakan kepada Sky News bahwa kota itu "akan terus bekerja sama dengan kepolisian, memastikan bahwa konser Taylor Swift dapat berlangsung di London dengan aman".
"Kami punya banyak sekali pengalaman dalam mengawasi kejadian-kejadian seperti ini, kami tidak pernah berpuas diri, banyak pelajaran yang dipetik setelah serangan mengerikan di Manchester Arena," imbuh Khan.
Ia merujuk pada pengeboman konser Ariana Grande tahun 2017 yang menewaskan 22 orang, beberapa di antaranya anak-anak.
Penggemar yang tidak memiliki tiket juga tidak akan diizinkan untuk melakukan "tay-gate" pada acara tersebut -- penggemar Swift yang berdiri di luar tempat pertunjukan selama pertunjukan langsung untuk mendengarkan musik.
Berita Trending
- 1 Mitra Strategis IKN, Tata Kelola Wisata Samarinda Diperkuat
- 2 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 3 Semoga Hasilkan Aksi Nyata, Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 Akan Dimulai di Azerbaijan
- 4 Kepala OIKN Sudah Dilantik, DPR Harap Pembangunan IKN Lebih Cepat
- 5 Keren! Petugas Transjakarta Tampil Beda di Hari Pahlawan
Berita Terkini
- Kemkomdigi Telah Tutup 6.148 Konten Judi “Online”
- Terungkap, Saiful Mujani Akui soal Chat untuk Pecat Poltracking dari Persepi
- Lemhannas Kaji Kondisi Geopolitik hingga Hilirisasi untuk 100 Hari Pertama
- Mensesneg: Kebijakan Presiden Penghapusan Utang UMKM Hasil Evaluasi Kemensetneg
- Pakar: Perlu Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua untuk Cegah Kekerasan