Tahap Pertama Kampanye Antipolio di Gaza Tuntas
Seorang anak menerima dosis vaksin polio di kamp pengungsi Al-Maghazi, Jalur Gaza tengah, pada 2 September 2024.
Foto: ANTARA/Xinhua/Marwan DawoodPBB - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitra-mitranya telah memberikan vaksinasi polio kepada lebih dari 560.000 anak berusia di bawah 10 tahun di Jalur Gaza, demikian menurut badan kemanusiaan PBB pada Jumat (13/9).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan tahap pertama kampanye vaksinasi darurat di zona utara, tengah, dan selatan di Gaza telah berakhir pada Kamis (12/9).
Dalam fase akhir dari tahap pertama kampanye vaksinasi di Gaza utara, PBB dan mitra-mitranya telah melakukan vaksinasi kepada lebih dari 112.000 anak dalam waktu tiga hari, sebut OCHA.
Badan kemanusiaan PBB tersebut menambahkan bahwa mitra-mitranya akan memulai tahap kedua dari kampanye vaksinasi ini sekitar empat pekan mendatang.
Sementara itu, sebuah analisis terbaru oleh WHO menemukan bahwa sebanyak 22.500 korban luka di Gaza, yang tercatat per 23 Juli, diperkirakan akan mengalami cedera yang dapat mengubah hidup mereka secara permanen dan akan membutuhkan layanan rehabilitasi saat ini juga dan beberapa tahun ke depan. Cedera tersebut mewakili seperempat dari total cedera yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada periode tersebut.
OCHA mengatakan bahwa laporan ini dikemukakan di tengah runtuhnya sistem kesehatan di Gaza, dengan hanya 17 dari 36 rumah sakit yang masih berfungsi secara parsial. Sementara itu, layanan kesehatan primer dan layanan di tingkat masyarakat sering kali tidak beroperasi atau tidak dapat diakses sama sekali akibat serangan militer, ketidakamanan, serta perintah evakuasi yang berulang kali terjadi.
OCHA menyebutkan bahwa pihaknya telah mengerahkan mitra-mitra kemanusiaan untuk mengevaluasi kebutuhan masyarakat yang terdampak operasi militer Israel dalam dua hari terakhir di Tulkarm dan Tubas di Tepi Barat. Operasi militer tersebut berakhir pada Kamis, dengan hampir dua belas warga Palestina dilaporkan tewas.
Menurut OCHA, puluhan keluarga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka hancur pada Rabu (11/9) dan Kamis akibat operasi tersebut, yang melibatkan pasukan udara dan darat Israel, dengan berujung pada baku tembak antara pihak Palestina dan pasukan Israel.
"Penggunaan taktik perang yang mematikan di daerah-daerah di Tepi Barat ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan yang berlebihan yang tampaknya melanggar standar penegakan hukum," sebut OCHA.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Sensasi “Menyengat” di Pemandian Air Panas Soka
- Wisata Taman Laut 17 Pulau Destinasi Alternatif Pulau Komodo
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya