Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 23 Nov 2024, 06:15 WIB

Wisata Taman Laut 17 Pulau Destinasi Alternatif Pulau Komodo

Pesona Keindahan Wisata 17 Pulau di Riung,Kabupaten Ngada

Foto: RRI

Eksotis mungkin merupakan satu kata yang dapat mewakili kondisi alam Taman Wisata Alam Laut (TWAL) 17 Pulau di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Berada di pantai utara Pulau Flores, tempat ini menawarkan wisata bahari yang memanjakan mata dengan gugusan pulau-pulau kecil dan pantai berpasir putih.

Penamaan taman laut ini terinspirasi dari hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus, karena pada kenyataannya jumlah pulau yang tersebar di kawasan taman laut ini lebih dari 17 pulau.

Sesuai namanya, destinasi wisata yang berada di lima desa ini terdiri dari Pulau Ontoloe (pulau terbesar), Pulau Pau, Pulau Borong, Pulau Dua, Pulau Kolong, Pulau Lainjawa, Pulau Besar, Pulau Halima atau Pulau Nani, Pulau Patta, Pulau Rutong, Pulau Meja, Pulau Bampa, Pulau Tampa, atau Pulau Tembang, Pulau Tiga atau Pulau Panjang, Pulau Tembaga, Pulau Taor, Pulau Sui, dan Pulau Wire

Keindahan TWAL 17 Pulau sering disejajarkan dengan Taman Nasional Pulau Komodo. Apalagi di tempat ini menjadi salah satu habitat alami bagi binatang melata Komodo (Varanus komodoensis) atau masyarakat setempat menyebutnya dengan nama mbou.

Walaupun beberapa orang mengatakan taman laut ini sangat mirip dengan pulau Komodo, tapi satu hal yang tidak akan ditemukan di Kepulauan Komodo adalah suasana hening dan tenang. Akses yang kurang baik menjadikannya jarang didatangi para wisatawan luar daerah.

Terletak di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, taman laut ini merupakan bagian dari kawasan konservasi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berjarak sekitar 75 kilometer dari Kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada yang dikenal dengan kopi dan suhu udaranya yang dingin.

Sebagai bagian dari segitiga karang dunia, TWAL 17 Pulau adalah destinasi yang tidak dapat dilewatkan, apalagi destinasi ini memiliki vegetasi mangrove dapat ditemui hampir di seluruh pesisir pantai yang menjadi habitat bagi kelelawar, utamanya di Pulau Ontoloe.

Menurut laman Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur, air laut yang berwarna biru toska berpadu dengan putihnya pasir pantai, serta hamparan mangrove saling berkaitan sehingga mendukung kehidupan terutama alam bawah lautnya dengan kumpulan terumbu karang nan indah. Tidak berlebihan jika namanya yang cantik diilhami filosofi bahwa kecantikan alamnya bagaikan pesona gadis berusia 17 tahun.

Kawasan perairan TWAL 17 Pulau memiliki ikon “mawar laut” atau disebut dengan anemon. Hewan ini sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh merupakan jenis hewan dari keluarga Anthozoa. Bentuk tubuh anemon yang seperti bunga, membuatnya juga disebut sebagai mawar laut.

Hal eksotis lainnya adalah kumpulan telur kelinci laut (Hexabranchus sanguineus) yang menyatu dan terikat lendir membentuk rumbaian merah menyala. Keberadaanya bertahan selama lebih kurang selama lima hari dan berada pada kedalaman 3 hingga 10 meter.

Kekayaan sumberdaya perairan TWAL 17 Pulau didukung ekosistem terumbu karang yang spektakuler dari sisi keragaman hayati. Berdasarkan sensus diketahui terdapat 306 spesies ikan karang yang termasuk ke dalam 199 genera dan 39 famili.

Sebanyak 183 jenis karang dari 16 famili, antara lain Acroporidae (57 spesies), Faviidae (36 spesies), Fungiidae (19 spesies), Agariciidae (11 spesies), dan Poritidae (10 spesies) yang menyusun ekosistem tersebut. Perairan di sana sangat jernih, sehingga pelancong bisa melihat berbagai jenis terumbu karang dengan jelas seperti karang lunak (soft coral), karang meja, dan kipas laut.

Beberapa pulau di TWAL 17 Pulau tersebut dihuni oleh masyarakat Oting Bajo yang terkenal sebagai orang laut. Di antara 17 pulau tersebut, yang paling sering dikunjungi wisata yaitu Pulau Batang Kolong, Pulau Ontoloe, Pulau Rutong, dan Pulau Tiga.

Ekosistem TWAL 17 Pulau cukup lengkap. Pada bagian permukaan pulau terdiri atas hutan tropika kering, sabana atau padang rumput. Mendekati pantai, ekosistemnya berupa hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.

Pengunjung dapat melakukan kegiatan snorkeling atau menyelam di beberapa titik seperti di sekitar Pulau Tiga dan Pulau Meja. Kondisi perairan wilayah ini bisa dibilang sangat jernih, menunjang visibilitas untuk menikmati alam bawah laut.

Sedangkan hutannya ditumbuhi berbagai tanaman keras. Beberapa jenis yang dapat dijumpai antara lain ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliaceus), kemiri (Aleurites moluccana), pandan (Pandanus tectorius), dan jati (Tectona grandis).

Tumbuhan lainnya adalah kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), cendana (Santalum album), kayu manis (Mangifera indica), asam (Tamarindus indica), sengon laut (Albizia sp), Johar (Cassia siamea), nyamplung (Calophyllum inophyllum), dan ampupu (Eucalyptus urophylla).

Sebanyak 17 jenis dari 10 famili dan 3 jenis asosiasi (vegetasi pantai) menyusun ekosistem hutan mangrove pada pesisir pantai pulau-pulau dengan dominansi Rhizophora sp, Bruguiera gymnorrhiza, dan Sonneratia sp. Vegetasi mangrove yang di TWAL 17 sendiri masih relatif masih utuh. Aneka tumbuhan ini berperan penting dalam mendukung kondisi biofisik TWAL 17 Pulau dan sekitarnya.

Ada 6 jenis lamun, sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup pada perairan asin, terdapat pula di TWAL 17 Pulau. Keenam jenis tersebut adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, dan Halodule uninervis yang keberadaannya penting sebagai penyuplai pakan duyung (Dugong dugon).

Aneka Kegiatan

Di TWAL 17 Pulau kekayaan sumber daya alam hayatinya serta panorama dan fenomena alam baik daratan maupun perairan berpadu dengan apiknya yang sesuai untuk rekreasi dan wisata alam. Kegiatan wisata alam yang bisa dilakukan di kawasan ini meliputi lintas alam, memotret, berkemah, menikmati panorama alam, mengamati kehidupan satwa liar, dan wisata bahari (berenang, snorkeling, dan menyelam).

Penikmat olahraga bahari perlu membawa piranti petualangan, terutama untuk snorkeling dan menyelam. Snorkeling dan diving sites yang direkomendasikan berada pada area Pulau Bakau, Pulau Rutong, Pulau Tiga, dan Pulau Tembang. Pengunjung yang enggan basah dapat menikmati panorama bawah laut melalui lantai fibreglass yang terpasang pada beberapa kapal/speedboat.

Biawak mbou yang terdapat di Pulau Ontoloe dapat terlihat pada waktu-waktu tertentu dari atas kapal, terutama di daerah Torong Padang. Belum lagi melihat aksi terbang ribuan kelelawar dari rimbunnya hutan mangrove adalah suatu pengalaman yang tidak terlupakan.

Bagi penikmat trekking atau lintas alam dapat dilakukan di Pulau Rutong. Selain melihat bagaimana kehidupan fauna dan suasana pulau ini pengunjung dapat mengabadikan keindahan siluet matahari senja kala terbenam atau saat terbit di pagi hari.

Dengan berbagai keindahan yang dimiliki tidak berlebihan wisata alam TWAL 17 Pulau ini merupakan paket wisata komplit. Menjelang senja langitnya dihiasi kepakan sayap kelelawar. Oleh karenanya pulau ini layak menjadi destinasi wisata alam unggulan nasional, bahkan internasional.

Saat ini tiket masuk TWAL 17 Pulau cukup terjangkau. Harga tiket masuk ke kawasan TWAL 17 Pulau Riung mulai dari 5.000 rupiah untuk wisatawan nusantara dan 100.000 rupiah untuk wisatawan mancanegara.

Untuk masuk ke kawasan ini, perlu melewati Dermaga Riung. Dari sini sekaligus bisa berkeliling gugusan pulau, menggunakan perahu nelayan. Sementara itu, bagi wisatawan yang datang dari Labuan Bajo, bisa melalui jalur darat dan dilanjutkan lagi ke jalur utara menuju pantai utara Ngada.

Kemudian, bagi wisatawan yang ingin berkunjung, ke TWAL 17 Pulau ada dua alternatif akses. Pertama, usai penerbangan dari Bandara Soa Bajawa, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan darat sekitar dua jam ke arah utara sejauh 56 kilometer dalam waktu tempuh 1 jam 35 menit.  Sedangkan dari Bajawa ibukota Kabupaten Ngada jaraknya sekitar 75 kilometer.

Karena saat ini belum ada bus travel, wisatawan bisa menyewa kendaraan. Biasanya untuk kendaraan roda empat tarifnya sewanya 850.000 sampai 1 juta rupiah per hari termasuk sopir. Untuk kendaraan roda dua dikenakan biaya sewa 75.000 sampai 100.000 rupiah per hari. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.