Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 28 Agu 2018, 01:01 WIB

Sukabumi dan Bogor Rawan Gempa

Foto: Istimewa

Peringatan BMKG menjadi dasar bagi warga Bogor dan Sukabumi untuk tetap waspada dan siaga hadapi bencana.

BOGOR - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Sukabumi dan Bogor merupakan daerah rawan terjadi bencana gempa bahkan belum lama ini gempa terjadi di daerah tersebut.

"Wilayah Indonesia memang rentan terhadap bencana alam, termasuk di Kabupaten Sukabumi maupun Bogor," kata kata Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Budi Suhardi di Sukabumi, Senin (27/8).

Menurutnya, dari berbagai bencana alam yang terjadi khususnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, ia menyoroti terhadap potensi gempa bumi karena tidak hanya di Lombok, Nusa Tengggara Barat (NTB) saja yang masyarakatnya sering merasakan gempa, tetapi di Kabupaten Sukabumi juga sering merasakan gempa bumi.

Lanjut dia, tingginya potensi gempa bumi di Jabar karena di wilayah ini terdapat tiga sesar, yaitu Sesar Lembang, Cimandiri, Baribis dan Garsela.

Gempa bumi berkuatan cukup besar pun terjadi terjadi 23 Januari 2018 yang berpusat di Samudera Hindia atau Selatan Jabar dengan kekuatan 6,1 Skala Richter dan gempa pun terjadi pada 23 Juni 2018 di Barat Daya Kabupaten Bogor dengan kekuatan 3,6 SR.

Maka dari itu masyarakat harus siaga dan waspada, namun tidak panik jika terjadi gempa. Sebab, jatuhnya korban jiwa biasanya saat warga panik sehingga lupa harus menyelamatkan diri maupun orang terdekatnya.

"Yang terpenting dilakukan adalah membuat jalur evakuasi gempa dan titik kumpul apabila terjadi bencana sebagai bentuk mengurangi risiko bencana," tambahnya.

Budi mengatakan walau pengetahuan terus berkembang, sampai sekarang para ilmuwan belum bisa memprediksi secara tepat waktu dan lokasi terjadinya gempa bumi. Masyarakat pun diimbau agar tidak percaya informasi hoax terkait bencana.

Dalam hal terjadinya gempa, BMKG punya kapasitas untuk menyampaikan informasi secara cepat dalam waktu lima menit. Informasi berdasarkan pengolahan data yang akurat.

Relawan Bencana

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat membentuk Relawan Bencana Kabandungan untuk meminimalisasi dampak bencana.

"Kecamatan Kabandungan merupakan salah satu daerah rawan bencana, masyarakat harus tahu cara meminimalisasi dampak bencana. Ada tiga tahapan yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana, yaitu prabencana, saat bencana, dan pascabencana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Dudung Abdullah.

Dia mengatakan masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah harus bersama-sama mengurangi risiko bencana.

Pengurangan risiko bencana juga harus melibatkan dunia pendidikan lewat sosialisasi dan pelatihan dalam rangka pengembangan kapasitas masyarakat ketika menghadapi bencana.

Dalam menghadapi bencana, kata dia, masyarakat harus mengenal bencana, lingkungan tempa tinggal mereka, dan membuat mitigasi bencana.

Setelah itu, katanya, mereka harus mempu mengambil solusi atas potensi bencana yang terjadi dan membuat sistem peringatan dini yang disepakati bersama.

Ketua RBK Cecep Sumihardi menambahkan terbentuknya relawan itu atas keinginan warga dan didukung Star Energy Geothermal Salak (SEGS). "RBK sangat penting sebagai antisipasi jika terjadi bencana dan haus siaga. Apalagi Kecamatan Kabandungan berada di kaki Gunung Halimun dan Salak yang masih aktif," katanya.

Ant/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.