Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 13 Jan 2025, 21:30 WIB

Studi Terkini Ungkap Manfaat Tidur bagi Kesehatan Otak

Foto: Pixabay

JAKARTA - Profesor Maiken Nedergaard dari University of Rochester dan University of Copenhagen menjelaskan bahwa norepinefrin, neurotransmitter sekaligus hormon, menyebabkan pembuluh darah berkontraksi. Hal ini menghasilkan denyutan lambat yang menciptakan aliran cairan ritmis untuk membersihkan limbah di otak.

“Ini seperti menyalakan mesin pencuci piring sebelum tidur dan bangun dengan otak yang bersih,” ujar Nedergaard, seperti dilaporkan oleh SWNS, yang dikutip melalui The Hindustan Times, Senin (13/1).

Penelitian ini berfokus pada proses pembersihan limbah otak yang disebut glymphatic clearance.

Sistem glymphatic secara alami membersihkan toksin dan protein berbahaya, termasuk plak lengket yang terkait dengan gangguan neurologis seperti Alzheimer.

Namun, apa yang menggerakkan sistem ini baru terungkap melalui penelitian ini.

Tim Profesor Nedergaard mempelajari otak tikus selama tidur untuk memahami hubungan antara norepinefrin dan aliran darah di otak.

Hasilnya menunjukkan bahwa gelombang norepinefrin mempengaruhi volume darah otak, menciptakan denyutan ritmis di pembuluh darah. Denyutan ini mendorong aliran cairan otak untuk membuang limbah secara efektif.

Penulis utama studi, Natalie Hauglund, menggambarkan norepinefrin sebagai "konduktor orkestra," yang mengkoordinasikan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah untuk mendorong cairan serebrospinal membersihkan limbah dari otak.

Namun, tidak semua tidur sama restoratifnya. Dalam penelitian ini, tim memberikan zolpidem, obat tidur umum, kepada tikus.

Meskipun tikus tertidur lebih cepat, gelombang norepinefrin selama tidur nyenyak 50 persen lebih rendah dibandingkan tikus yang tidur alami. Akibatnya, transportasi cairan ke otak menurun lebih dari 30 persen.

Temuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Cell, menunjukkan bahwa obat tidur seperti zolpidem dapat mengganggu proses pembersihan limbah yang didorong oleh norepinefrin selama tidur.

Hauglund menekankan pentingnya memahami apakah tidur yang diinduksi obat benar-benar memberikan manfaat kesehatan.

“Semakin banyak orang menggunakan obat tidur, dan penting untuk mengetahui apakah itu benar-benar tidur yang sehat. Jika manfaat tidur tidak sepenuhnya dirasakan, orang harus mengetahuinya agar dapat membuat keputusan yang tepat,” ujar Hauglund.

Para peneliti percaya temuan ini juga berlaku untuk manusia, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut.

“Sekarang kita tahu norepinefrin memengaruhi pembersihan otak, kita bisa mencari cara untuk memastikan tidur yang panjang dan restoratif,” ujar sang profesor.

Kurangnya tidur tidak hanya menyebabkan kelelahan tetapi juga dapat mengurangi kemampuan otak untuk melawan pikiran yang mengganggu, sehingga semakin penting untuk menjaga kualitas tidur. Ant/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.