Studi: Selamatkan Hutan di Asia Tenggara untuk Atasi Perubahan Iklim
Pohon-pohon di semua jenis hutan di wilayah ini diproyeksikan akan mengalami kehilangan yang parah pada tahun 2090 dalam tiga dari empat skenario yang dimodelkan, demikian temuan penelitian tersebut.
Para penulis mencatat kemajuan sosial-ekonomi dalam skenario ini didorong oleh bahan bakar fosil, yang memfasilitasi praktik penggunaan lahan berkelanjutan. Dalam skenario ini, spesies pohon pegunungan, yang biasanya tumbuh dalam kondisi yang lebih dingin, ditemukan paling berisiko terhadap pemanasan global.
"Hasil kami, yang menunjukkan dampak negatif yang kuat di semua jalur selain (skenario keberlanjutan), menunjukkan ancaman serius yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan penggunaan lahan terhadap distribusi pohon di Asia Tenggara," tulis para ilmuwan.
Jika keanekaragaman pohon di wilayah tersebut hilang, hubungan tak berwujud yang mereka miliki dengan kuliner dan budaya unik wilayah tersebut pun ikut terputus.
"Bisa jadi warisan budaya akan hilang, atau kita bisa kehilangan potensi untuk menemukan spesies yang belum diketahui dengan khasiat obat yang penting. Sebagian besar keanekaragaman hayati di wilayah ini masih belum diketahui, begitu pula potensi manfaatnya bagi masyarakat yang belum dimanfaatkan," kata Pang.
Pang mencontohkan pohon kamper (Dryobalanops aromatica), yang dikenal sebagai penghasil kamper Kalimantan, resin aromatik yang sangat berharga yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan upacara keagamaan. Ada tiga pohon kamper yang terdaftar sebagai pohon warisan di Singapura.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya