Strategi Unifikasi Otto von Bismarck Berhasil Satukan Jerman
Krisis telah terbukti sejak 1848 antara penduduk Denmark dan Jerman yang tinggal di Schleswig dan Holstein keduanya bersatu dengan Denmark. Namun, meski Schleswig memiliki populasi Jerman yang besar, Holstein adalah anggota Konfederasi Jerman. Upaya konstitusional yang disarankan untuk mengatasi masalah Schleswig-Holstein hasilnya tidak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut.
Akhirnya, ketika Otto von Bismarck diangkat sebagai Perdana Menteri Prusia, dia menggunakan krisis untuk memajukan tujuan kebijakan luar negeri Prusia. Untuk mencapai supremasi atas Austria, ia menandatangani aliansi pada 1864 yang merupakan langkah yang tidak biasa. Ia memastikan kepentingan Jerman dilindungi oleh Prusia dan Austria, bukan oleh Konfederasi Jerman.
Lalu sebuah ultimatum ditujukan ke Denmark pada 1864 yang meminta penarikan konstitusi atau aksi militer. Denmark menolak ultimatum tersebut. Tentara Austro-Prusia menyerang Schleswig pada 1 Februari 1864, mengabaikan pasukan federal di Holstein. Setelah dua pengepungan, tentara Prusia merayakan kemenangan yang menentukan pada 18 April 1864, ketika merebut benteng Denmark di Dybbol.
Hegemoni Prusia
Perang Prusia-Denmark memfasilitasi disintegrasi Prusia dari kebijakan federal. Selain menguasai Schleswig, Otto von Bismarck mendapat dukungan dari kekuatan nasionalis parlemen di tingkat nasional. Namun, Konferensi Perdamaian Gastein tampaknya berumur pendek, karena Austria dan Prusia terlibat dalam perang teritorial selama tujuh pekan tidak lama setelah kekalahan Denmark.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya