Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Sejarah Kemaritiman

Berkembangnya Budaya Afro-Portugis

Foto : afp/ ANDREW CABALLERO
A   A   A   Pengaturan Font

Kepulauan Cape Verde yang terdiri dari 11 pulau ini menjadi semakin terkenal karena menjadi lokasi yang ideal untuk mengirimkan budak dari benua Afrika ke benua Amerika.

Kepulauan Cape Verde yang terdiri dari 11 pulau ini menjadi semakin terkenal karena menjadi lokasi yang ideal untuk mengirimkan budak dari benua Afrika ke benua Amerika. Budak-budak ini kemudian ditempatkan di atas kapal khusus budak melintasi Samudra Atlantik untuk digunakan sebagai buruh di perkebunan di Karibia, Amerika utara, dan Brasil.

Dalam perjalanan pulang, kapal-kapal ini membawa kembali barang dagangan yang kemudian dipasarkan melalui Cape Verde dan selanjutnya ke Afrika dan Eropa.

Sekitar 3.000 budak per tahun melakukan perjalanan yang mengerikan dan sering kali mematikan melintasi Atlantik. Pedagang budak bernama Florentine Francesco Carletti yang mengunjungi Kepulauan Cape Verde pada 1594, memberikan gambaran yang jelas tentang perdagangan budak di Pulau Santiago.

"Kami membeli tujuh puluh lima budak, dua pertiga laki-laki dan sepertiga perempuan, tua dan muda, besar dan kecil. Semuanya dicampur menjadi satu sesuai dengan kebiasaan negara dalam satu kawanan, sama seperti di negara kami ketika membeli domba. Kami pun telah terlebih dahulu mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa mereka berada dalam kesehatan yang baik, memiliki konstitusi yang baik dan tidak memiliki cacat tubuh," kata dia.

Karena Cape Verde lebih jauh dari Portugis dibandingkan koloni Atlantik lainnya, maka pulau-pulau tersebut hanya menarik sedikit pemukim Eropa, terutama perempuan. Akibatnya, orang Eropa dan Afrika menikah di pulau-pulau tersebut, menciptakan budaya Afro-Portugis yang memiliki pengaruh agama dan seni Afrika yang kuat. Seringkali orang-orang Cape Verde dari berbagai ras campuran bebas inilah yang menetap di pos-pos perdagangan di pantai Afrika.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top