Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Softskill" Bekal Narapidana Membangun Ekonomi Keluarga

Foto : Istimewa.

Tim dosen mengabdi Sekolah Vokasi IPB University memberikan Bimbingan Teknis kepada para narapidana di Lapas Paledang, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Softskill bagi narapidana sangat penting sebab dengan bekal keterampilan tersebut mereka bisa membangun ekonomi rumah tangga saat keluar dari lembaga pemasyarakatan (Lapas). Softskill bahkan bisa dijadikan bekal bagi narapidana untuk berwirausaha.

Demikian ditegaskan Ketua Tim Dosen Mengabdi di Lapas Paledang, Bogor, Jawa Barat, Lili Dahliani melalui keterangannya, Kamis (7/12). Demi terciptanya harapan tersebut, tim dosen Sekolah Vokasi IPB University dalam program dosen mengabdi memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) berbasis ikan lele, mulai dari budidaya sampai dengan mengolahnya.

Bimtek kali dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu sesi pertama, Bimtek tentang budidaya ikan dalam ember plus tanam kangkung (Budikdamber ikan lele plus tanaman kangkung), diikuti oleh 15 orang terpidana penyalahgunaan narkoba.

Sesi kedua Bimtek tentang pengolahan ikan lele hasil budikdamber menjadi naged, diikuti oleh 10 orang narapidana wanita dengan pasal penggelapan. "Bimtek tersebut melibatkan beberapa program studi dengan multidisiplin ilmu, yaitu tanaman, ikan, gizi dan pengolahan makanan, pemberdayaan masyarakat desa," ucap Lili.

Adanya pengabdian masyarakat tersebut diharapkan pembinaan yang dilakukan lapas lebih beraneka ragam dan menjadi beberapa pilihan bagi narapidana. Harapan lain, pengabdian masyarakat dapat menjadi salah satu alternatif dalam mendukung pelaksanaan mengentaskan masyarakat tersisih pada semua strata, yaitu masyarakat yang tersisih secara ekonomi, politik dan sosial budaya.

Selain mendapat ketrampilan budikdamber dan pengolahan lele menjadi naged, diharapkan Bimtek kali ini dapat menjadi bekal narapidana agar kelak saat selesai menjalani hukumannya, mereka telah siap kembali beraktivitas melanjutkan kehidupannya di masyarakat sebagai bagian atau warga masyarakat dimana mereka berasal.

"Bekal pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki narapidana diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan," ujarnya.

Bagi mahasiswa anggota HIMAVOPETA yang ikut bergabung dalam pelaksanaan Bimtek mendapat pelajaran bersifat softskill, mengasah rasa peduli atas kondisi masyarakat dan lingkungan serta memperkenalkan realitas hidup saat mahasiswa terjun langsung ke masyarakat nantinya.

Lili menjelaskan, Lapas adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Yang memiliki fungsi-fungsi selain melakukan pembinaan juga memberikan bimbingan (sosial, kerohanian), mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja, melakukan bimbingan sosial / kerohanian narapidana/anak didik, melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan; dan melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan pasal 2, tujuan Lapas adalah menyelenggarakan sistem pemasyarakatan dalam rangka membentuk warga binaan Pemasyarakatan (para narapidana) agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan pidana sehinga dapat kembali diterima di masyarakat.

Narapidana memiliki hak-hak narapidana yang tetap dilindungi dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. Salah satu hak narapidana yang diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU Pemasyarakatan adalah mendapatkan pendidikan dan pengajaran, pelayanan kesehatan dan makanan yang layak serta hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Mengacu pada pasal tadi, maka seorang narapidana berhak memperoleh pembinaan baik berupa pendidikan maupun bimbingan dari Lapas agar kelak saat selesai menjalani hukumannya, mereka telah siap kembali beraktivitas melanjutkan kehidupannya di masyarakat sebagai bagian atau warga masyarakat dimana mereka berasal. Bekal pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki narapidana diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan,"pungkasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top