Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Pertanian | Proses Transisi dari Teknik Konvensional ke Organik Butuh Waktu

Skema Regeneratif Atasi Dampak Perubahan Iklim

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Hafidz, proses transisi dari teknik pertanian konvensional untuk menuju pertanian organik biasanya butuh waktu tak singkat, terutama pada aspek penanganan hama dan pemenuhan nutrisi tanah.

"Namun, apabila sudah berhasil secara signifikan akan mengurangi biaya operasional pertanian dan memberikan multiplayer effect cukup besar pada ekonomi lokal, di mana pupuk dan pestisida organik bisa diproduksi mandiri oleh komunitas. Begitu juga dengan pemanfaatan biodiversitas lain, misalnya pemanfaatan burung untuk mencegah hama tikus, bunga-bunga untuk mengalihkan hama wereng dan belalang, dan sebagainya," jelasnya.

Hafidz menilai ke depan, sistem pertanian regeneratif juga harus didukung dengan rekayasa mikoroba dengan proses bio-engineering. Hal itu memungkinkan optimalisasi setiap tahap dan proses pertanian secara alamiah, misalnya dalam aspek penciptaan bibit berkualitas, ketahanan dari hama, pengurangan gulma, dan optimalisasi nutrisi.

Solusi Menjanjikan

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, menganggap pertanian regeneratif sebagai solusi menjanjikan untuk mengatasi krisis lingkungan dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top