
Sirkus di Jerman yang Gantikan Hewan Hidup dengan Hologram
Sirkus Tanpa Hewan | Pengunjung pertunjukan Sirkus Roncalli menyaksikan hologram gajah sedang melakukan atraksinya saat pertunjukan sirkus itu berada di Kota Luebeck, Jerman, pada pertengahan Agustus lalu. Karena keprihatinan terhadap kesejahteraan hewan, Sirkus Roncalli di Jerman berhenti menggunakan singa dan gajah asli dalam pertunjukannya dan menggantikan kehadiran mereka lewat proyeksi hologram.
Foto: AFP/Axel HeimkenAroma serbuk kayu gergaji dan popcorn memenuhi udara saat badut, akrobat, dan pesulap semuanya melakukan atraksinya di tempatnya masing-masing.
Saat penonton dipandu ke tempat duduk mereka di dalam atap tenda besar, semua elemen klasik sirkus ada di sana, kecuali satu yaitu semua hewan hidup telah digantikan oleh hologram.
Karena keprihatinan terhadap kesejahteraan hewan, sirkus Roncalli di Jerman berhenti menggunakan singa dan gajah dalam pertunjukannya pada tahun 1991. Namun mereka melangkah lebih jauh pada tahun 2018 dan sepenuhnya menghapus hewan hidup dari programnya.
"Tidak pantas lagi bagi Roncalli untuk menampilkan binatang asli di atas ring sirkus," kata bos sirkus, Patrick Philadelphia, 49 tahun, kepada AFP.
Selama beberapa tahun terakhir, sirkus semakin dibatasi oleh ruang. "Jika Anda mendirikan di tengah-tengah pasar di pusat kota, tidak ada ruang untuk kandang luar ruangan untuk tempat lari hewan," tutur Philadelphia.
Karakter kehidupan sirkus yang nomaden juga menjadi beban bagi hewan seperti kuda yang harus dimuat ke dalam gerobak dan kemudian dibawa ke kota berikutnya. "Ini tidak lagi masuk akal bagi sirkus yang melindungi hewan," kata Philadelphia.
Saat Roncalli mencari cara untuk melestarikan keajaiban hewan untuk anak-anak, sebuah pertunjukan di mana Justin Timberlake berkolaborasi dengan hologram mendiang penyanyi Prince, memicu gagasan untuk beralih ke citra 3-D. "Jika Anda bisa memproyeksikan seseorang yang sudah tidak hidup lagi ke layar holografik, mengapa Anda tidak bisa melakukannya dengan binatang, kuda, gajah? Jadi dari situlah idenya berasal," kata Philadelphia.
Tidak Terduga
Di Luebeck, kereta uap yang mengitari ring sirkus memulai pertunjukan dengan diiringi alunan lagu Sunday Morning oleh Nico dan The Velvet Underground, sebelum seekor burung beo hijau cerah muncul.
Burung itu memberi jalan kepada seekor gajah dan bayinya, yang menghentakkan kaki dan belalai terompetnya ke arah penonton, hanya untuk dikejar oleh kawanan kuda yang berlari kencang.
Merancang ilusi visual merupakan tantangan teknis, karena sirkus menempatkan penontonnya dalam bentuk lingkaran, tidak seperti teater yang penontonnya duduk di depan panggung.
Dengan menggunakan 11 kamera, yang disusun di langit-langit bagian atas di sekeliling ring sirkus, gambar beresolusi tinggi diproyeksikan ke jaring halus yang mengelilingi ruang pertunjukan. Saat lampu dimatikan, jaring menjadi hampir tidak terlihat, namun gambarnya muncul.
Meskipun hewan hidup bisa memberikan sensasi ketegangan, namun teknologi baru juga memungkinkan Roncalli melakukan sesuatu yang tidak terduga.
"Apapun yang dibayangkan, bisa dibuat oleh animator, oleh desainer grafis, lalu bisa juga ditampilkan dalam pertunjukan sirkus," kata Toni Munar, direktur teknis sirkus tersebut.
Absennya hewan dalam sebuah pertunjukan sirkus memang menjadi daya tarik tersendiri.
"Saya belum pernah mendengar tentang Roncalli sebelumnya. Dan kemudian yang saya ketahui adalah bahwa pastinya tidak ada binatang. Itu sangat penting bagi saya," kata seorang mahasiswa bernama Sophie Schult, 29 tahun.
Kunjungan sebelumnya ke sirkus bersama keluarganya meninggalkan kesan buruk bagi Schult.
"Saya selalu melihat kandang sempit tempat mereka (hewan) dipelihara. Itu pada dasarnya adalah kekejaman terhadap hewan," kata dia saat istirahat.
Meski tidak ada gajah atau singa sungguhan, pertunjukan tersebut tetap mampu memikat hati Andreas Domke dan kedua putranya.
"Saya pikir itu bagus tanpa (hewan), karena mereka benar-benar berusaha membuat sisa pertunjukan menjadi istimewa," kata dokter berusia 39 tahun itu.
Pertunjukan ini juga memberikan keajaiban bagi penonton yang lebih tua. Mathias dan Marina Martens, yang masing-masing berusia 63 tahun. Mereka mengatakan tontonan itu membuat mereka merasa seperti anak-anak lagi.
"Akrobatik yang dipamerkan di sini luar biasa," kata Mathias Martens, sebelum istrinya menimpali: "Anda tidak membutuhkan binatang di sana. Untuk itu, Anda bisa pergi ke kebun binatang dan melihat hewan-hewan itu di sana."AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 2 Terkenal Kritis, Band Sukatani Malah Diajak Kapolri Jadi Duta Polri
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Pangkas Anggaran Jangan Rampas Hak Aktor Pendidikan
Berita Terkini
-
Pemkot Pariaman Wujudkan Kebersihan Objek Wisata melalui Gerakan Satu Jam Menyapu
-
BPOM Siapkan Laboratorium Keliling Cek Takjil Ramadhan di Batam
-
BKSDA Jambi Terlusuri Keberadaan Harimau di Gunung Raya Kerinci
-
DLH Rejang Lebong Optimalkan Ketersediaan Armada Pengangkut Sampah
-
Dinas Perhubungan Ponorogo Merazia Kendaraan Pengangkut Barang untuk Antisipasi ODOL